Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Fakta Kazakhstan yang Sedang memanas, Baca Poin Terakhir

4 Fakta Kazakhstan yang Sedang memanas, Baca Poin Terakhir Kredit Foto: AP Photo

2. Alasan rakyat mengamuk

Pemberontakan di Kazakhstan dimulai setelah pemerintah menghapus batas harga negara untuk butana dan propana. 

Ini sering disebut sebagai 'bahan bakar jalan untuk orang miskin' karena biayanya yang rendah.

Ribuan orang turun ke jalan di kota terbesar di negara itu Almaty dan di provinsi barat Mangystau, mengatakan kenaikan harga tidak adil mengingat cadangan energi Kazakhstan yang besar.

"Situasi yang paling sulit tetap di Almaty, di mana orang-orang bersenjata menyita dan menghancurkan sebagian sejumlah bangunan badan negara, organisasi keuangan, perusahaan televisi dan fasilitas perdagangan," kata kementerian dalam negeri Kazakhstan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia.

Di provinsi barat, beberapa bagian jalan raya dan satu jalur kereta api telah diblokir, katanya.

"Patroli oleh regu polisi dan Garda Nasional telah diintensifkan di daerah, (dan) penghalang jalan telah dibuat," kata kementerian itu.

"Penjahat sedang diidentifikasi dan ditahan atau dihilangkan dalam hal perlawanan bersenjata terhadap tuntutan hukum untuk meletakkan senjata mereka."

3. HAM dan Kebebasan

Negara-negara Barat dan kelompok hak asasi telah lama mengkritik Kazakhstan karena sistem politiknya yang otoriter.

Negara ini intoleran terhadap perbedaan pendapat, pembatasan kebebasan media dan kurangnya pemilihan umum yang bebas dan adil.

Amnesty International mengatakan protes minggu ini adalah hasil dari "penindasan luas hak asasi manusia" oleh pihak berwenang dan menyerukan pembebasan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang dan untuk penyelidikan pelanggaran negara di masa lalu.

"Selama bertahun-tahun, pemerintah tanpa henti menganiaya perbedaan pendapat secara damai, membuat orang-orang Kazakstan dalam keadaan gelisah dan putus asa," kata Marie Struthers, Direktur Amnesty untuk Eropa Timur dan Asia Tengah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: