Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Ferdinand Jadi Ujian Slogan Presisi Polri, seusai Habib Bahar Diproses Cepat

Kasus Ferdinand Jadi Ujian Slogan Presisi Polri, seusai Habib Bahar Diproses Cepat Kredit Foto: Instagram/Ferdinand Hutahaean

Berbicara terpisah, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta semua pihak untuk menghormati proses hukum pada kasus bernuansa SARA yang melibatkan Ferdinand Hutahaean. Menag mengajak masyarakat untuk tidak buru-buru menghakimi Ferdinand, apalagi tanpa didasari informasi yang komprehensif.

"Saya mengajak masyarakat untuk tidak buru-buru menghakimi Ferdinand. Kita tidak tahu apa niat sebenarnya Ferdinand mem-posting tentang 'Allahmu Ternyata Lemah' itu. Untuk itu, tunggu sampai proses hukum ini tuntas sehingga masalah menjadi jelas," kata Menag dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Jumat (7/1).

Baca Juga: Bareskrim Polri Siap Periksa Ferdinand Hutahaean Senin Depan

Menurut Menag, sangat mungkin karena Ferdinand mualaf, dia belum memahami agama Islam secara mendalam, termasuk dalam hal akidah. Jika ini benar, Ferdinand membutuhkan bimbingan keagamaan, bukan cacian. Untuk itu, klarifikasi atau tabayyun pada kasus ini adalah hal yang mutlak.

Menag berharap kasus yang sudah ditangani kepolisian bisa berjalan transparan dan segera tuntas dengan menghasilkan putusan yang seadil-adilnya. Terkait kasus ini, Menag meminta masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan mengakhiri polemik ini di media sosial.

"Mari gunakan media sosial dengan menyebarkan konten-konten yang santun, termasuk soal agama sehingga kerukunan beragama akan makin kokoh dan kuat," jelasnya.

Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Luqman Hakim berharap Polri bertindak tegas memproses kasus hukum cuitan yang disampaikan Ferdinand Hutahaean. Karena menurutnya, cuitan itu berpotensi menimbulkan permusuhan bernuansa agama.

"Cuitan Ferdinand itu dapat dikategorikan sebagai serangan penghinaan dan penistaan terhadap agama tertentu, berpotensi menimbulkan keonaran dan permusuhan bernuansa agama, serta mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Luqman di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, cuitan Ferdinand yang menyebutkan "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela..." tidak sama dengan kalimat yang disampaikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah mengatakan "Tuhan Tidak Perlu Dibela". Luqman menilai, Gus Dur sama sekali tidak menghakimi bahwa Tuhan yang diyakini seseorang keadaannya lemah lalu harus dibela, justru menegaskan Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan Mahakuat dan Mahakuasa.

"Sangat jauh berbeda antara cuitan Ferdinand dengan perkataan Gus Dur. Karena itu, jangan disamakan antarkeduanya," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: