Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, Demokrat: Jangan Jerumuskan Presiden Jokowi!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan sudah menyampaikan penolakannya atas usulan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Bagi Presiden Jokowi, usulan itu sama saja mempermalukan dirinya dan menampar mukanya.
Karena itu, Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan, kalau masih ada pembantu presiden yang menggaungkan kembali usulan tiga periode, padahal presiden sudah menolak, sama saja melawan arahan presiden. Dia menyebut, bisa hilang kewibawaan presiden kalau pembantunya sudah mulai berani menentangnya.
Baca Juga: Ferdinand Minta Dibimbing Ulama, Eits Nanti Dulu, Politisi Demokrat Langsung Kasih Kalimat Pedas
"Apalagi, kalau masih ingat sejarah jatuhnya Presiden Soeharto di penghujung Orde Baru. Para pembantu dekatnya selalu meminta Soeharto bersedia memperpanjang kekuasaannya dengan mengatasnamakan rakyat. Atas alasan 'rakyat yang meminta', 'rakyat yang menghendaki', padahal kenyataannya bertolak belakang," kata Herzaky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Dia melanjutkan, "Apakah kini ada upaya menjerumuskan Bapak Joko Widodo agar bernasib serupa dengan Presiden Soeharto, dengan terus menggaungkan usulan tiga periode? Presiden Joko Widodo harus mulai mencermati motivasi orang sekitarnya yang terus menggaungkan usulan perpanjangan masa jabatan atau tiga periode."
Herzaku kemudian menyarankan Presiden Jokowi untuk mulai tegas dan berani menegur para pembantunya yang disebutnya mendorong presiden mengkhianati amanah dan cita-cita perjuangan reformasi 1998. Munculnya perjuangan reformasi 1998, salah satunya karena kita ingin melakukan koreksi total atas penyelenggaraan negara yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme, dengan berupaya membatasi masa jabatan presiden maksimal dua periode.
"Kini mengapa malah ada upaya dari orang-orang dekat beliau yang membawa bangsa ini kembali ke masa kegelapan demokrasi di Orde Baru?" sesalnya.
Dia lantas menyebut bahwa Presiden Jokowi tentunya ingin dikenang sebagai presiden yang memberikan kontribusi positif bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. "Seperti halnya Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah berhasil membangun demokrasi Indonesia secara progresif," ucapnya.
Dia menekankan, Demokrat berharap semuanya bisa fokus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing agar Presiden Jokowi terbantu dalam mengatasi pandemi dan kesulitan ekonomi yang melanda negeri ini.
"Jangan membuat gaduh dengan memberikan statement yang tidak perlu. Rakyat sedang susah, ayo kita fokus bantu rakyat," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: