Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan jajarannya akan pentingnya mengantisipasi dampak perubahan iklim dalam mengejar luas tanam padi nasional.
Memasuki awal 2022, Kementrian Pertanian (Kementan) terus mendorong percepatan tanam padi untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok tahun ini.
Dalam merealisasikan hal itu, pengaruh perubahan iklim harus menjadi perhatian, yang salah satunya berdampak pada munculnya serangan hama penyakit.
Mentan berharap Indonesia bisa segera meraih swasembada berkelanjutan, apalagi sudah terbukti bahwa selama dua tahun terakhir tidak ada impor beras umum. Karena itu perlu adanya artificial intelligence dalam budidaya pertanian.
"Pertanian harus memanfaatkan teknologi, semua kita dorong berbasis IT, kita mulai beralih menjadi pertanian yang modern, pakai penginderaan jauh dengan satelit," tegasnya.
Terkait dampak iklim, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan data banjir dan puso oktober sampai desember ini turun dibandingkan tahun lalu yakni 46%. Begitu juga dengan serangan OPT padi turun sekitar 30%.
Hal ini menandakan langkah mitigasi terpantau berjalan baik. "Kami terus mengingatkan antisipasi yang harus dilakukan atas dampak iklim ekstrim. Antara lain mapping wilayah rawan banjir, EWS, Brigade La Nina, Pompanisasi, Benih tahan genangan, Asuransi usaha tani, kompensasi luas tanam," ucap Suwandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: