Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Digital Dukung Ekonomi Hidrogen Berkelanjutan

Teknologi Digital Dukung Ekonomi Hidrogen Berkelanjutan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada Pertemuan World Economic Forum (WEF) Davos Agenda yang diselenggarakan Januari 2021, Bill Gates mengatakan perlunya menciptakan pasar karbon global terpercaya, yang akan memacu kebutuhan untuk mengalihkan modal investasi yang sangat besar ke wilayah rendah karbon. Dia berbicara secara khusus tentang ekonomi hidrogen, penangkapan karbon dan penyimpanan energi, serta “green premium” dan perlunya mendorong ekonomi teknologi baru melalui penskalaan dan investasi.

Baca Juga: Untung 20 Kali Lipat Berkat Vaksin, Bill Gates: Ini Adalah Investasi Terbaik yang Pernah Saya Buat

Transisi energi terus berdampak pada ekonomi di seluruh rantai nilai energi. Namun, energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga angin dan matahari, secara geografis memiliki potensi yang tidak setara (lihat gambar 1). Misalnya, tantangan bagi banyak negara bagian Asia adalah terbatasnya akses ke lokasi yang dapat menghasilkan tenaga surya atau angin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hidrogen dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan energi dunia dan dapat dihasilkan secara bebas karbon. Meskipun banyaknya tantangan, terlihat momentum yang kuat dari ekonomi hydrogen dan mungkin, sebagai alternatif zero-carbon yang signifikan di beberapa wilayah.

Baca Juga: Bill Gates: Setelah Omicron Berlalu, Covid Hanya Seperti Flu Biasa

Hidrogen dalam sorotan

AspenTech mensurvei sekitar 340 perusahaan global pada Juni 2021 – 65% responden mengatakan mereka berencana untuk berinvestasi dalam hidrogen dalam lima tahun ke depan, sebagai solusi untuk emisi gas rumah kaca. Dua pertiga perusahaan berniat pindah ke hidrogen, namun ada perbedaanyang mengejutkan dalam langkah ini.

Pakar mitigasi karbon terkemuka Robert Socolow, Universitas Princeton, menyebut fenomena ini sebagai “colour wars” dalam langkah menuju ekonomi hidrogen baru.

Misalnya, 56% perusahaan berencana pindah ke Green Hydrogen, sementara 49% ke Blue Hydrogen, dan 25% memakai pendekatan Gray Hydrogen yang sudah mapan. (Catatan: beberapa perusahaan merencanakan beberapa inisiatif, itulah sebabnya persentase di seluruh peserta Green Hydrogen, Blue Hydrogen, dan Gray Hydrogen tidak berjumlah total 100%).

Komunitas investasi berkelanjutan mendorong pendekatan Green, yang sebagian besar merupakan sintesis hidrogen dengan elektrolisis yang didorong secara eksklusif oleh energi terbarukan.

Namun, seberapa cepat, dan jauh skala pendekatan Green? Pada ADIPEC November 2021, guru energi Daniel Yergin memperingatkan bahwa Green Hydrogen mungkin “dibatasi oleh ketersediaan molekul hijau”. Dengan kata lain, ketersediaan energi terbarukan. China telah mengumumkan niat negaranya untuk berinvestasi penuh dalam Green Hydrogen. Banyak pragmatis energi, termasuk regulator di Eropa, mendorong pendekatan Blue, yang merupakan hidrogen dari proses reformasi yang diketahui, dengan penangkapan karbon dari gas buang, yang sedang dilakukan di lokasi, seperti Australia dan Korea saat ini. Organisasi, seperti PETRONAS dan Reliance di Asia, sedang mengejar inisiatif Green Hydrogen dan Blue Hydrogen.

Secara keseluruhan, hidrogen harus dilihat sebagai permainan inovasi ekonomi yang berskala dengan time-to-market, sebagai komponen penggerak. Dari sudut pandang penskalaan berbiaya rendah dan non-gesekan, pemain paling cerdik melihat pasar yang tersedia untuk dimenangkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: