Sebanyak 84,2% responden dalam Global Risk Report 2022 World Economic Forum (WEF) merasa khawatir dan resah terhadap keadaan dunia yang tengah dilanda pandemi dan penuh ketidakpastian saat ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai keresahan tersebut harus dijawab dengan aksi nyata. Momentum Presidensi G20 Indonesia harus menjadi katalis pemulihan ekonomi global.
Hal tersebut ditegaskannya saat berdialog dengan Ketua Eksekutif WEF Klaus Schwab, Kamis (20/01/2022) secara virtual, dalam acara yang bertajuk World Economic Forum: State of the World Address.
“Kecemasan ini harus kita jawab dengan aksi-aksi yang nyata. Indonesia berusaha agar Presidensi G20 tahun 2022 ini bisa menjadi bagian penting untuk menjawab keresahan tersebut dengan menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi global yang inklusif,” ujarnya.
Presidensi G20 Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger. Jokowi menyatakan, dalam keketuaannya Indonesia akan mengedepankan kemitraan dan inklusivitas serta menyediakan platform terobosan dalam upaya transformasi di berbagai bidang.
“Presidensi G20 Indonesia harus memberikan dampak konkret bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Manfaatnya juga harus dirasakan bagi masyarakat luas. Kita ingin manfaatkan kerja sama G20 untuk meningkatkan perdagangan, meningkatkan industrialisasi, meningkatkan penguasaan teknologi di Indonesia dan dunia,” terangnya.
Lebih lanjut, Jokowi memaparkan bahwa Presidensi G20 Indonesia fokus pada tiga prioritas utama yang sejalan dengan prioritas nasional dan kondisi global. Pertama, menata kembali arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif dan tanggap terhadap krisis.
“Produksi vaksin ditingkatkan dengan distribusi yang merata, investasi dan pendanaan yang dibutuhkan harus dapat dimobilisasi secara cepat, upaya untuk mencegah krisis selanjutnya,” ujarnya.
Kedua, transformasi berbasis digital. Presiden menekankan, optimalisasi teknologi digital atau transformasi ekonomi dampaknya harus dirasakan oleh masyarakat, terutama oleh usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Literasi dan kemampuan digital masyarakat harus ditingkatkan. Keamanan data harus tetap dijaga,” tegasnya.
Ketiga, transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kepala Negara menekankan bahwa untuk mendorong transisi tersebut diperlukan teknologi yang mampu mendorong produksi berbasis ekonomi hijau.
“Kita perlu menyediakan teknologi dan pendanaan. Melalui teknologi, mampu mendorong produksi berbasis ekonomi hijau,” ujarnya.
Presiden pun mengundang seluruh pemimpin ekonomi dunia untuk berkontribusi pada Presidensi G20 Indonesia. Menurutnya, tiga prioritas tersebut merupakan kesempatan dan peluang investasi yang perlu dimanfaatkan secara optimal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: