Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Forum ke-4 APAC: Perlunya Peningkatan Keamanan Rantai Pasok TIK di Asia Pasifik

Forum ke-4 APAC: Perlunya Peningkatan Keamanan Rantai Pasok TIK di Asia Pasifik Kredit Foto: Kaspersky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama dua tahun terakhir, kawasan Asia-Pasifik (APAC), seperti bagian dunia lainnya, telah mengalami lompatan digitalisasi besar-besaran sebagai akibat dari pandemi. Mengingat ketergesaan dan urgensinya, langkah-langkah keamanan siber kerap terlewat sebagai bagian prioritas utama yang mengakibatkan beberapa serangan rantai pasokan TIK tingkat tinggi tahun lalu.

Dunia telah melihat beberapa insiden profil tinggi di mana penjahat dunia maya memanfaatkan kelemahan vendor TIK dan menggunakannya sebagai landasan peluncuran serangan di mana terdapat banyak target lain dalam satu gerakan.

Baca Juga: Sebelum Kena Serangan Siber APT BlueNoroff, Berikut Tips dari Kaspersky!

Mengomentari tren tersebut, Eugene Kaspersky, CEO Kaspersky, mengatakan dalam dua tahun terakhir telah terjadi gelombang serangan baru yang mengeksploitasi kerentanan kritis dalam rantai pasokan TIK.

"Saat pelaku ancaman mengembangkan teknik dan taktik mereka, kami memperkirakan serangan rantai pasokan akan menjadi tren yang berkembang pada tahun 2022 dan seterusnya," ungkapnya dalam acara virtual Forum Kebijakan Online APAC keempat, Kamis (20/01).

Menggaungkan catatan Kaspersky, Dato Amirudin, Chief Executive Officer CyberSecurity Malaysia menjelaskan, jumlah serangan terhadap mereka yang bekerja di rantai pasokan telah meningkat, sangat ditargetkan, lebih rentan, dan berisiko daripada sebelumnya.

"Serangan rantai pasokan sulit ditangani karena desain malware-nya yang tetap tersembunyi di antara sistem yang terinfeksi dan perangkat pengguna. Terutama di lingkungan saat ini, negara-negara perlahan pulih dari pandemi dan mulai bergerak menuju transformasi digital," jelasnya.

Dia juga mencatat, selama forum berlangsung, perlunya menyertakan kesadaran dan edukasi di semua sektor yang terlibat dalam rantai pasokan TIK, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tidak memiliki anggaran dan aset untuk berinvestasi dalam meningkatkan pertahanan keamanan siber mereka.

Sementara itu, Pratama Persadha, Ketua Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), Indonesia menambahkan, ketahanan adalah tentang perlawanan dan pemulihan. Salah satu cara bagi pemangku kepentingan pemerintah dan non-pemerintah untuk meminimalkan risiko ini adalah dengan meningkatkan kemampuan keamanan siber, yang selanjutnya dapat meningkatkan ketahanan rantai pasokan TIK.

"Namun, ini akan terkendala jika semua pihak terkait tidak meningkatkan keamanan siber sistem mereka. Kendala utama adalah kurangnya pemahaman seputar pentingnya keamanan siber untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan TIK. Pada akhirnya, para pemangku kepentingan harus mempertimbangkan investasi yang signifikan untuk meningkatkan standar keamanan siber secara keseluruhan demi meningkatkan ketahanan rantai pasokan TIK," jelas Dr. Persadha.

Pembicara di forum tersebut juga menyepakati perlunya berbagi intelijen dan kerja sama internasional untuk mengamankan negara, organisasi, dan individu di wilayah Asia Pasifik dan sekitarnya.

Menjelaskan kemungkinan solusi, Kaspersky mengatakan strategi jangka pendek dan jangka panjang harus diperimbangkan oleh pemerintah dan sektor swasta.

Solusi jangka pendek mencakup perbaikan prosedur dan regulasi infrastruktur rantai pasokan TIK. Kaspersky mengutip perusahaan yang menyertifikasi mitra rantai pasokan untuk mengurangi serangan mendekati nol. Kebijakan pemerintah juga memainkan peran kunci dalam hal ini seperti dalam kasus infrastruktur kritis.

"Solusi jangka panjang adalah membuat sistem kekebalan. Ini berarti sistem dirancang sedemikian rupa sehingga bahkan jika komponen rantai pasokan TIK mengalami kerentanan, hal itu tidak dapat memengaruhi sistem lainnya. Bahkan jika ada kerentanan zero-day atau kerentanan lainnya di suatu tempat dalam rantai pasokan, itu tidak akan terbawa ke komponen lain dalam rantai," pungkas Eugene.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: