Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tonga Masih Butuh Bantuan Internasional, Kerusakannya Parah!

Tonga Masih Butuh Bantuan Internasional, Kerusakannya Parah! Kredit Foto: Reuters/Bing Guan
Warta Ekonomi, Nukualofa -

Letusan gunung berapi dan tsunami telah menghancurkan Tonga. Kini, masyarakat di negara kepulauan Pasifik itu sangat membutuhkan bantuan tangan internasional Sejumlah negara mulai mengirimkan bantuan, sebagai jawaban masyarakat internasional menanggapi seruan untuk pengiriman bantuan mendesak ke Tonga.

Lebih banyak kapal dan pesawat yang membawa bantuan akan tiba di Tonga dalam beberapa hari mendatang. Negara kepulauan Pasifik itu telah dilanda bencana letusan gunung berapi dan tsunami yang menghancurkan.

Baca Juga: Menyaksikan Bekas Tsunami Tonga: Hanya Gereja yang Masih Berdiri, yang Lain Hancur

Penerbangan pertama dari Australia dan Selandia Baru mendarat di Tonga pada Kamis (20/1/2022) dengan pasokan air yang sangat dibutuhkan untuk sanitasi dan kebersihan serta tempat berlindung, peralatan komunikasi, dan generator listrik.

Sebuah kapal penopang maritim Selandia Baru HMNZS Aotearoa, membawa 250 ribu liter air dan mampu menghasilkan 70 ribu liter air per hari melalui proses desalinasi, diperkirakan akan tiba di Tonga pada Jumat.

Selain itu, pesawat pengirim bantuan kedua dari Australia, yang pada Kamis (20/1/2022) harus kembali karena masalah dalam penerbangan, sekarang diharapkan tiba pada Jumat di Tonga. Demikian kata Komisi Tinggi Australia di Tonga pada laman Facebook. 

Lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan dengan HMAS Adelaide dalam perjalanan dari Brisbane dan akan tiba di Tonga pada pekan depan, kata komisi tinggi Australia itu. Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus dengan ledakan yang memekakkan telinga pada Sabtu (15/1).

Ledakan gunung itu memicu tsunami yang menghancurkan desa-desa, resor dan banyak bangunan dan memutus komunikasi bagi negara berpenduduk sekitar 105 ribu orang itu. Tiga orang dilaporkan tewas, kata pihak berwenang.

Abu telah menyelimuti negara pulau itu dan merusak sebagian besar sumber air minumnya. Juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pengarahan mengatakan Tonga telah meminta bantuan mendesak dan PBB terus berkomunikasi erat dengan pihak berwenang di Tonga.

"Tim penilai telah mencapai sebagian besar negara, termasuk pulau-pulau terpencil dan terisolasi," kata Dujarric.

"Kami tetap sangat prihatin mengenai akses ke air bersih untuk 50 ribu orang di seluruh negeri." "Pengujian kualitas air terus berlanjut, dan kebanyakan orang mengandalkan air kemasan," ujarnya.

Sekitar 60 ribu orang telah terkena dampak kerusakan tanaman, ternak, dan perikanan akibat hujan abu, intrusi air asin dan potensi hujan asam, kata Dujarric.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: