Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seminggu Setelah Letusan, Rakyat Tonga Alami Penderitaan Masif

Seminggu Setelah Letusan, Rakyat Tonga Alami Penderitaan Masif Kredit Foto: Reuters/Planet Labs
Warta Ekonomi, Nukualofa -

Letusan gunung berapi bawah laut diikuti tsunami besar pada 15 januari lalu lalu meninggalkan penderitaan masif kepada rakyat Tonga.

Keluarga-keluarga di negara di tengah lautan Pasifik itu mencegah anak-anak mereka bermain di luar saat Tonga berjuang untuk mengatasi abu dan dampak psikologis 

Baca Juga: Berenang 26 Jam Usai Tsunami, Pria Tonga Dapat Julukan Aquaman

Hingga Minggu (23/1/2022), Komunikasi dengan dunia luar tetap sulit. Hanya sedikit layanan internet, dan pulau-pulau terpencil masih terputus dari layanan telepon.

Palang Merah mengatakan tidak hanya menyediakan tenda, makanan, air dan toilet untuk 173 rumah tangga di pulau utama Tonga, tetapi juga kenyamanan.

"Semua orang masih berjuang sekarang," kata Drew Havea, wakil presiden Palang Merah Tonga. 

DIa menambahkan, abu dari gunung berapi membuat keluarga mencegah anak-anak mereka tidak bermain di luar.

 “Mereka semua di dalam ruangan", katanya.

Havea mengatakan bahwa beberapa penduduk dari pulau-pulau terpencil yang paling parah telah  telah dievakuasi ke pulau utama Tongatapu.

“Akan tetap beberapa  yang lain menolak untuk pergi” kata Havea.

Menurut dia, dampak psikologis dari gelombang yang menerjang dan menghancurkan desa akan mempengaruhi kehidupan mereka untuk beberapa waktu.

Havea kemundaia mengungkap kekhawatiran lain yang dirasakan oleh banyak orang di Tonga.

"Setiap anak tumbuh, dalam pelajaran geografi Anda diajari bahwa ini adalah Cincin Api tempat kita semua hidup. Sekarang saya pikir kita cukup khawatir dan mulai berpikir, 'Seberapa aktif tempat-tempat ini?" katanya kepada Reuters.

Letusan gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai, yang terletak di Cincin Api Pasifik yang aktif secara seismik, mengirimkan gelombang tsunami melintasi Samudra Pasifik dan terdengar sekitar 2.300 km (1.430 mil) jauhnya di Selandia Baru.

Letusannya begitu kuat sehingga satelit luar angkasa menangkap tidak hanya awan abu yang sangat besar.

Namun terlihat pula juga gelombang kejut atmosfer yang memancar keluar dari gunung berapi dengan kecepatan mendekati kecepatan suara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: