Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Arteria Dahlan Muncullah Edy Mulyadi, Ganjar Pranowo Sampai Bilang...

Usai Arteria Dahlan Muncullah Edy Mulyadi, Ganjar Pranowo Sampai Bilang... Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ikut mengomentari terkait ucapan Arteri Dahlan dan Edy Mulyadi yang telah melukai hati rakyat. Dia meminta kalangan elite politik agar tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa menyakiti kelompok atau golongan masyarakat tertentu serta memecah NKRI.

"Saya kira saatnya kita menahan diri dan memilih diksi yang tepat. Jika statement kita berpotensi bisa menyakiti hati masyarakat, mbok ya tidak dikeluarkan," tegas Ganjar, Senin (24/1).

Baca Juga: Simak! Berikut Kabar Terbaru Kasus Edy Mulyadi yang Dilaporkan di Tiga Polda

Hal tersebut disampaikan Ganjar merespons adanya pernyataan beberapa tokoh politik akhir-akhir ini yang menyinggung suku, agama, ras, dan bahasa. Menurut Ganjar, kritik itu sesuatu yang menyehatkan, tapi jika pilihan diksi dan intonasi yang tidak tepat atau terlalu nyinyir akan membuat penerimaan di masyarakat menjadi berbeda.

"Akhirnya reaksi muncul, di Jabar muncul, di Kalimantan muncul," bebernya. Ganjar juga meminta masyarakat tidak perlu terprovokasi dan menahan diri. Dia menyarankan, jika ingin menyelesaikan persoalan tersebut, sebaiknya dengan mengundang orang yang membuat pernyataan untuk klarifikasi.

"Orang yang membuat pernyataan gentle datang bertemu dan bisa menjelaskan. Kalau salah minta maaf dan selesai klarifikasi. Jadi masyarakat jangan terprovokasi," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah elite politik akhir-akhir ini membuat heboh. Setelah anggota DPR Arteria Dahlan menyinggung orang Sunda dengan pernyataannya, kini giliran eks kader PKS Edy Mulyadi juga mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hati masyarakat Kalimantan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: