Alert! Pasukan NATO dan Rusia Hadap-hadapan, Bakal Pecah Perang?
NATO pada hari Senin (24/1/2022) bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga di di perbatasan Ukraina sebagai tanggapan atas penumpukan militer Rusia.
Blok negara-negara barat itu juga menyiagakan lebih banyak kapal perang dan jet tempur di kawasan itu
Baca Juga: Ancaman Mandau Terbang Sudah Muncul, Kini Senator Kalimantan Meradang... Edy Mulyadi Mohon Siap-siap
Langkah itu menambah kebingungan sinyal bahwa Barat bersiap untuk langkah agresif Rusia melawan Ukraina, meskipun Moskow menyangkal rencana untuk menyerang.
"Saya menyambut sekutu yang memberikan kontribusi pasukan tambahan untuk NATO," kata Sekretaris Jenderal aliansi militer Barat Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan bahwa NATO akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu, termasuk dengan memperkuat bagian timur aliansi.
Inggris mengatakan pihaknya menarik beberapa staf beserta keluarganya dari kedutaan besarnya di Ukraina sebagai tanggapan atas ancaman yang berkembang dari Rusia.
Langkah itu dilakukan sehari setelah Amerika Serikat mengatakan pihaknya memerintahkan anggota keluarga diplomat untuk pergi.
"Tindakan militer oleh Rusia bisa datang kapan saja," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan AS menambahkan bahwa para pejabat tidak akan berada dalam posisi untuk mengevakuasi warga Amerika dalam keadaan darurat seperti itu.
Karenanya warga AS yang saat ini berada di Ukraina diminta membuat rencana yang sesuai.
Diplomat AS di kedutaan di Kiev diizinkan untuk pergi secara sukarela.
Ketegangan atas Ukraina telah berkontribusi pada kenaikan minyak, dengan pembicaraan Rusia-AS terbaru pada hari Jumat gagal menghasilkan terobosan besar.
Diperkirakan 100 ribu tentara Rusia tetap berada dalam jangkauan perbatasan Ukraina. Rusia sedang menunggu tanggapan tertulis atas tuntutannya minggu ini.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menganggap pemindahan kedutaan AS sebagai prematur dan manifestasi dari kehati-hatian yang berlebihan.
“Faktanya, tidak ada perubahan mendasar dalam situasi keamanan baru-baru ini: ancaman gelombang baru agresi Rusia tetap konstan sejak 2014 dan penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan negara dimulai pada April tahun lalu,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: