Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Habib Kribo Sindir: Modal Bahasa Arab, Jual Diri Keturunan Nabi, Ujung-ujungnya Minta Upeti

Habib Kribo Sindir: Modal Bahasa Arab, Jual Diri Keturunan Nabi, Ujung-ujungnya Minta Upeti Kredit Foto: Instagram/Habib Kribo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penceramah Habib Zen Assegaf kembali berulah, tidak main-main kali ini Habib Kribo menyentil keras para pemuka agama yang selalu mengaku keturunan Nabi, tetapi mata duitan. Habib Kribo mengatakan, atribut dan gelar-gelar tersebut kerap kali dikomersilkan oleh oknum tertentu.

Pernyataan keras penceramah yang dikenal sebagai seteru Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith kini beredar luas di sosial media setelah akun twitter @mochamadarip mengunggah potongan videonya.

Dalam video itu, Habib Kribo mengatakan, para oknum itu hanya modal bisa bahasa Arab saja, lalu membuat pengakuan, bahwa mereka adalah keturunan Nabi, ujung-ujungnya kita mereka meminta imbalan uang.

Baca Juga: Habib Kribo Bikin Geger Lagi, Sebut PSK Lebih Mulia dari Ulama yang...

“Ujung-ujungnya apa? duit. Cuma modalnya bahasa Arab, baca buku standar, ngoceh, jual diri saya keturunan Nabi, kalau mau masuk surga cintai saya dukung saya, ujung-ujungnya minta upeti,” ujar Habib Kribo sebagaimana dilihat dalam video tersebut Kamis (27/1/2022).

Habib Kribo menegaskan, dirinya sudah lama mengetahui hal itu, hanya saja belum ada kesempatan untuk menyampaikan hal ini ke publik. Dia menegaskan, orang - orang tersebut tidak akan mau menjadi habib jika tidak dibayar.

“Semua telah saya tahu, saya tahu semua, kalau enggak ada duit enggak ada yang mau jadi habib. Bergaya pakai mobil mewah semuanya. Ini semuanya munafik,” tegasnya.

Kehidupan pemuka agama sekarang ini, lanjut Habib Kribo berbanding terbalik dengan cara para habib di masa lampau, dia mengatakan, dulu para Habib sama sekali tidak pernah pernah memandang materi, memilih kesederhanaan sebagai jalan hidupnya. Justru harta mereka didonasikan untuk orang-orang yang lebih membutuhkan.

“Abah-abah kita, habib-habib dulu, hidup sederhana. Enggak ada bergelimang harta. Justru kalau punya duit dikasih ke orang lain. Ada rumah kunci diberikan kepada orang tidak mampu. Sekarang mana?Jadi agama sama Habib ini dijadikan komoditi untuk mencari nafkah,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: