Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peta Jalan Industri 4.0, Huawei Dukung Agenda 4IR ASEAN

Peta Jalan Industri 4.0, Huawei Dukung Agenda 4IR ASEAN Kredit Foto: Huawei
Warta Ekonomi, Jakarta -

ASEAN kembali menyelenggarakan webinar untuk menyosialisasikan Strategi yang mengangkat tema Embracing the 4IR: Outlook, Strategies, and Plans for ASEAN. Mengingat pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan untuk mewujudkan Industry 4.0, penyedia teknologi Huawei kembali menyatakan komitmennya dalam mendukung agenda 4IR ASEAN.

Dalam acara itu, Deputi Sekretaris-Jenderal Masyarakat Ekonomi ASEAN, Satvinder Singh, menyebutkan bahwa ASEAN secara umum telah mencatat laju pertumbuhan yang fantastis, tetapi masih banyak aspek yang perlu ditingkatkan.

Baca Juga: Kerja Sama Huawei dan BRIN, Beri Kontribusi Perangkat dan Pelatihan AI Selama 4 Hari

Salah satunya adalah investasi di bidang kecerdasan artifisial (AI) yang menurut pengamatannya masih belum merata dibandingkan dengan negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok (sebagai contoh 2 dolar Amerika per kapita di ASEAN dibanding 155 dolar Amerika dan 21 dolar Amerika per kapita antara tahun 2015 hingga 2019 di AS dan Tiongkok).

David Lu, President Strategy Marketing Dept, Huawei Asia Pacific Region juga menyetujui bahwa ASEAN memiliki beberapa pekerjaan penting untuk diselesaikan di balik potensinya yang tinggi.

"Kurang optimalnya angka penetrasi cloud (kurang dari 25 persen), 4G (54 persen), dan fixed broadband (35 persen) menjadi catatan yang harus diperhatikan para pemangku kepentingan di kawasan. Menuju era konektivitas 5G, ASEAN harus menujukkan semangat yang lebih tinggi terhadap adopsi teknologi digital termutakhir," ujarnya melansir dari pernyataan resminya, Senin (31/01).

Ia mencontohkan, Thailand sebagai salah satu negara di ASEAN yang telah menikmati manfaat konkret dari percepatan adopsi 5G hasil kerja sama operator lokal dengan Huawei.

"Bangkok kini dinobatkan sebagai salah satu dari sepuluh kota terbaik di dunia terkait performa 5G dengan kecepatan hingga lima kali lipat dibandingkan 4G. Di sektor kesehatan, Huawei juga bekerja sama dengan Siriraj Hospital, rumah sakit terbesar di Thailand, untuk membangun rumah sakit pintar yang menyediakan layanan kesehatan jarak jauh, kapabilitas imaji dan analitik, dan kendaraan tanpa awak," jelas David Lu.

Hingga kini, ia menyebutkan Huawei telah berkontribusi terhadap separuh dari seluruh proyek 5G lintas industri di dunia, termasuk di industri pelabuhan, pertambangan, dan pendidikan.

"Huawei ingin menambah jejak kolaborasi kami di ASEAN untuk menjadikan kawasan ini serba-terkoneksi dan menjembatani ketimpangan digital. Kami akan bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk menyediakan teknologi, infrastruktur, dan talenta digital yang dibutuhkan. Bersama, kita akan menghadirkan manfaat seperti keandalan, latensi yang lebih rendah, produksi yang makin efektif dan efisien, serta transformasi digital bagi setiap industri. Terlebih, kita juga akan melakukan transisi ke ekonomi yang hijau, netral karbon, dan berkelanjutan," lanjutnya.

Berfokus di ranah keberlanjutan dan pengurangan emisi, Dicky Edwin Hindarto, Advisor for Indonesia Joint Crediting Mechanism mengajak sektor industri khususnya untuk berpindah ke teknologi yang ramah lingkungan.

"Dalam jangka panjang, setiap pelaku industri harus mengarah kepada prinsip-prinsip keberlanjutan. Untuk mencapai ini, mereka harus memahami pula teknologi apa saja yang harus diterapkan, dan bagaimana penerapannya," jelasnya.

"Maka, kolaborasi antara negara-negara anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan adalah hal yang paling penting. Kapasitas setiap individu di kawasan ini harus ditingkatkan dalam rangka menyambut Industry 4.0 sehingga hasil akhirnya adalah ekonomi yang makin berkembang dan berkelanjutan," tambahnya.

Sementara itu, Sharlini Eriza Putri, Co-Founder & CEO Nusantics mendorong anak-anak muda agar menjadi pendiri perusahaan startup masa depan dengan visi yang berani dan transformatif. Nusantics sendiri bergerak di bidang bioteknologi, khususnya riset dan pemanfaatan mikrobioma.

"Perusahaan startup memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi, serta kemampuan untuk mendisrupsi cara-cara kerja lama. Pemuda-pemudi ASEAN harus ambil bagian dalam menarasikan Industri 4.0, khususnya di sekitar isu-isu kritikal seperti kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, startup yang tumbuh dan besar di ASEAN harus didukung sepenuhnya," pungkas Sharlini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: