PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), sebagai salah satu perbankan terdepan dalam implementasi keberlanjutan di Indonesia, mengeklaim telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung penerapan SDGs. CIMB Niaga membangun bisnis yang berkelanjutan dengan melakukan sinergi antara aspek lingkungan hidup, ekonomi, sosial, dan tata kelola ke dalam proses perbankan.
Direktur Compliance, Corporate Affairs and Legal CIMB Niaga Fransiska Oei, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (3/2/2022), mengatakan bahwa dalam menjalankan bisnis, CIMB Niaga tidak sekadar mengejar profit, tetapi juga berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang.
Baca Juga: Investasi ORI 021 melalui OCTO Mobile CIMB Niaga Mudah dan Menguntungkan, Begini Caranya...
"Sejalan dengan pesan keberlanjutan CIMB Niaga #SekarangUntukMasaDepan (#ThankYouFromTomorrow)," kata Fransiska.
Dia menjelaskan, implementasi keberlanjutan di CIMB Niaga dilakukan melalui lima pilar strategi. Pertama, Tindakan Berkelanjutan (Sustainable Action) yang bertujuan untuk menanamkan prinsip-prinsip keberlanjutan pada kegiatan operasional bank. Hal ini dilakukan antara lain dengan membuat kebijakan dan prosedur keberlanjutan, menerapkan green office policy, inisiatif waste management, dan lain-lain.
Kedua, Usaha Berkelanjutan (Sustainable Business), yaitu bagaimana Bank dapat menghasilkan laba dengan prinsip keberlanjutan dan secara bertanggung jawab. Melalui pilar Sustainable Business ini, CIMB Niaga fokus pada dua hal, yaitu memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif.
Dampak positif yang dihasilkan antara lain mendorong nasabah meningkatkan kinerja keberlanjutannya, memberikan insentif kepada nasabah yang memiliki kinerja keberlanjutan yang baik, serta membekali nasabah dengan pengetahuan terkait prinsip keberlanjutan.
Adapun untuk meminimalisir dampak negatif, CIMB Niaga melakukan Uji Tuntas Keberlanjutan (Sustainability Due Diligence), yaitu mengidentifikasi proposal pembiayaan pada sektor dengan risiko keberlanjutan tinggi dan mengidentifikasi isu sosial dan/atau lingkungan dari proposal pembiayaan tersebut. Proses identifikasi tersebut dilakukan dengan bantuan beberapa perangkat, yaitu Kebijakan dan Prosedur Keuangan Berkelanjutan, Daftar Sektor Industri dengan Risiko Keberlanjutan Tinggi, dan Panduan Sektor (sector guidance). Selain itu, CIMB Niaga juga memonitor risiko keberlanjutan dari portofolio keberlanjutannya.
Uji Tuntas Keberlanjutan menjadi salah satu cara CIMB Niaga untuk meminimalkan risiko keberlanjutan dari aktivitas pembiayaannya, sekaligus juga sebagai sarana untuk mengajak nasabah untuk meningkatkan kinerja keberlanjutannya terutama bagi nasabah yang kegiatan usahanya dianggap memiliki risiko keberlanjutan tinggi. Melalui Panduan Sektor, CIMB Niaga menetapkan standar keberlanjutan minimum yang harus dipenuhi oleh nasabah. Panduan Sektor yang telah dimiliki CIMB Niaga, yaitu untuk sektor perkebunan kelapa sawit, batu bara, kehutanan, minyak dan gas bumi, serta infrastruktur, perumahan dan konstruksi.
"Kami memonitor dan mengevaluasi risiko pada level sektor industri dan portofolio, mengelola eksposur pembiayaan agar sejalan dengan target Net Zero 2050 dari CIMB Group," kata Fransiska.
Fransiska melanjutkan, pilar strategi keberlanjutan yang ketiga, yaitu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). CIMB Niaga melaksanakan berbagai inisiatif seperti Community Link untuk mengajak partisipasi aktif masyarakat dan karyawan dalam mengajukan ide dan melakukan kegiatan CSR guna memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar. CIMB Niaga juga memberikan kesempatan bekerja bagi penyandang disabilitas, aktif melakukan literasi keuangan, dan melakukan konservasi bambu.
Pilar keempat, Tata Kelola dan Risiko (Governance and Risk) diimplementasikan antara lain melalui penetapan visi dan misi keuangan berkelanjutan, penunjukan Direktur dan pembentukan unit kerja yang bertanggung jawab atas penerapan keberlanjutan di CIMB Niaga, penyesuaian kebijakan internal untuk mengadopsi prinsip keberlanjutan serta mempertimbangkan aspek keberlanjutan pada risk appetite CIMB Niaga. Terkait risiko, CIMB Group, termasuk CIMB Niaga, telah berkomitmen untuk tidak lagi membiayai sektor batu bara pada 2040.
Adapun pilar kelima ialah Keterlibatan dan Advokasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement and Advocacy) yang bertujuan untuk meningkatkan awareness dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan sustainability. Hal ini sesuai dengan prinsip pencapaian SDGs, yaitu no one left behind. Pilar kelima ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, antara lain sustainability knowledge sharing baik secara internal maupun eksternal, terlibat aktif sebagai anggota Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI), dan melakukan keterbukaan atas implementasi keberlanjutan melalui Laporan Keberlanjutan dan situs web CIMB Niaga. Selain itu, Bank juga menyediakan saluran whistleblowing sebagai salah satu mekanisme penyampaian grievance atau keluhan.
Dengan implementasi keberlanjutan yang konsisten dan terus meningkat, pada 2021 CIMB Niaga mendapatkan pengakuan dari berbagai lembaga terpercaya. Di antaranya, Investor Magazine Awards "Emisi Korporasi Terbaik 2021", Indonesia Green Awards 2021 "Mempelopori Pencegahan Polusi", Rating A for Sustainability Report dari Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST), dan IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia 2021 kategori Sustainability "Literasi Keuangan Online".
"Pada akhirnya implementasi keuangan berkelanjutan tidak dapat hanya dilakukan oleh Bank, tetapi harus melibatkan semua pihak. Oleh karena itu, CIMB Niaga mengajak seluruh stakeholders untuk bersama-sama mengimplementasikan keuangan berkelanjutan," ujar Fransiska.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: