Ingin Terlihat Sempurna, China Diduga Habiskan Rp551 T untuk Olimpiade Musim Dingin
Ada pembangunan jalur kereta api cepat tercanggih dari generasi Fuxing Hao yang dilengkapi dengan studio multimedia berteknologi jaringan komunikasi generasi kelima (5G) yang bakal melintasi distrik-distrik tempat arena pertandingan atau perlombaan itu berada.
Bahkan di dalam kereta api berkecepatan maksimum 450 km/jam itu, awak media bisa melaporkan atau menyiarkan secara langsung 109 pertandingan atau perlombaan yang terbagi dalam tujuh cabang olahraga di atas es atau salju itu.
Berapa pun biayanya, yang pasti China sudah mengeluarkannya sejak enam tahun yang lalu, jauh sebelum wabah COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei. Biaya yang sangat fantastis itu sepadan dengan ambisi China untuk mempertahankan gengsinya sebagai negara yang sedang mencari perhatian luas dari dunia internasional.
Ambisi itu adalah menjadikan Beijing sebagai satu-satunya kota di dunia yang berhasil menyelenggarakan dua multievent paling bergengsi di dunia, Olimpiade Musim Panas 2008 dan Olimpiade Musim Dingin 2022.
Kalau memang benar biaya yang dikeluarkan untuk Bejing Winter Olympic 2022 itu mencapai 38,5 miliar dolar AS, angka itu tidak lebih banyak daripada biaya penyelenggaraan Beijing Olympic 2008 yang secara resmi tercatat sebesar 42 miliar dolar AS.
Padahal 14 tahun yang lalu kondisi perekonomian China tidak seperti sekarang. Justru setelah Olimpiade 2008 itulah China mengalami berbagai kemajuan seperti sekarang. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula jika China rela mempertaruhkan penyelenggaraan Olimpiade 2022 ini demi tercapainya kemajuan-kemajuan berikutnya di berbagai bidang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: