NATO Kuak Manuver Rusia di Belarus, Ukraina dalam Posisi Bahaya
Manuver Rusia bisa bikin cemas Ukraina lantaran mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke Belarus dengan jumlah terbesar dalam 30 tahun terakhir.
Pengerahan kekuatan itu diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Kamis (3/2/2022) dalam keprihatinannya bahwa negeri beruang merah melanjutkan pembangunan militernya di sekitar Ukraina.
Baca Juga: Intelijen Amerika: Rusia Bisa Produksi Video Propaganda untuk Perang Ukraina
Rusia sekarang memiliki lebih dari 100.000 tentara yang ditempatkan di dekat perbatasan utara dan timur Ukraina.
Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Moskow akan menyerang lagi, seperti yang terjadi pada 2014, dan mengacaukan ekonomi Ukraina.
“Selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat pergerakan signifikan pasukan militer Rusia ke Belarus. Ini adalah penempatan Rusia terbesar di sana sejak Perang Dingin,” kata Stoltenberg kepada wartawan di markas NATO di Brussels.
Dia mengatakan jumlah pasukan Rusia di Belarus kemungkinan akan meningkat menjadi 30 ribu personel.
Kekuatan itu didukung dengan pasukan khusus, jet tempur canggih, rudal balistik jarak pendek Iskander dan sistem pertahanan rudal darat-ke-udara S-400.
“Jadi kita berbicara tentang berbagai kemampuan militer modern. Semua ini akan digabungkan dengan latihan kekuatan nuklir tahunan Rusia, yang diperkirakan akan berlangsung bulan ini,” kata Stoltenberg.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berada di Minsk untuk memeriksa persiapan latihan perang Rusia-Belarus yang dijadwalkan pada 10 Februari hingga 20 Februari.
Shoigu bertemu dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Berbicara tentang latihan tersebut, Lukashenko mengatakan tujuannya adalah “untuk memperkuat perbatasan dengan Ukraina.”
Pada saat yang sama, kementerian pertahanan Belarus menuduh Ukraina melanggar wilayah udara negara itu dengan drone bulan lalu.
Kementerian memanggil atase pertahanan Ukraina dan menyerahkan nota protes atas “seringnya pelanggaran perbatasan negara” dengan Belarus.
Kiev menolak tuduhan itu dan menuduh Belarusia bekerja sama dengan Rusia untuk mencoba lebih meresahkan Ukraina.
"Kami meminta Minsk untuk menahan diri dari bermain-main dengan kegiatan destabilisasi Rusia," kata juru bicara kementerian luar negeri Oleg Nikolenko di Twitter.
Sementara itu, menteri pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov terus berusaha untuk memproyeksikan ketenangan, mengatakan kemungkinan invasi adalah rendah.
Dia menyambut baik perubahan pejabat AS, yang telah berhenti menggunakan istilah ‘dekat’ ketika menggambarkan risiko serangan Rusia.
“Ancaman itu ada, risikonya ada, tetapi itu sudah ada sejak 2014, sejak Rusia menjadi agresor,” ucap Reznikov
Dia mengatakan tidak ada alasan untuk panik, takut, lari atau mengemasi tas. Menteri itu menyebutkan jumlah pasukan Rusia di dekat Ukraina sebanyak 115.000.
NATO sendiri mengeklaim tidak berniat mengerahkan pasukan ke Ukraina jika Rusia menyerang.
Akan tetapi aliansi barat itu telah mulai memperkuat pertahanan negara-negara anggota terdekat — terutama Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia.
Aliansi militer yang beranggotakan 30 negara itu juga berencana untuk memperkuat pertahanannya di wilayah Laut Hitam dekat Bulgaria dan Rumania.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto