Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lantik Pengurus Baru BPC DKI Jakarta, BPP AMA Tekankan Daya Saing Menuju Era Industri 5.0

Lantik Pengurus Baru BPC DKI Jakarta, BPP AMA Tekankan Daya Saing Menuju Era Industri 5.0 Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Muhammad Rifqi Alam resmi menjabat President Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) Chapter DKI Jakarta untuk masa jabatan 2022-2025 setelah terpilih dan dilantik pada 26 Januari 2022 di Fave Hotel LTC Glodok Jakarta.

SK Pelantikan Pengurus Baru Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) Chapter DKI Jakarta dibacakan oleh President AMA-Indonesia Alex Denni dan dihadir juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat AMA Indonesia.

Pada kesempatan itu Muhammad Rifqi Alam selaku Ketua AMA Indonesia Chapter DKI Jakarta menyampaikan harapanya bahwa kepengurusan baru dibawah kepemimpinanya dapat  memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia ke depan yang dilandasi oleh program-program unggulan yaitu Kesehatan, Ekonomi digital, Kewirausahaan dan Kompetensi.

Acara pelantikan BPC ini juga dilanjutkan dengan penguatan dalam bentuk webinar dengan mengusung tema “Learning 5.1, Duluan Tiba di Masa Depan” yang dibawakan langsung oleh Ketua Umum BPP AMA, Alex Denni. 

“Human resource global index menunjukan daya saing sumber daya Indonesia masih berada di papan tengah. Belajar dengan cepat adalah satu - satunya cara untuk dapat menjadikan daya saing sumber daya manusia Indonesia naik ke papan atas, dan seiring dengan itu pula mengangkat Indonesia menjadi bagian elit negara dengan kekuatan ekonomi besar di dunia,” ujar Alex dalam paparanya.

Lanjutnya, berbicara tentang perjalanan tahapan learning di dunia, saat ini warga dunia tengah berada dalam fase Learning 4.0 dan menuju Learning 5.0. Industri 5.0 memang belum sepenuhnya hadir. Karakteristiknya memang telah banyak digambarkan sebagai industri yang didominasi pemanfaatan artificial intelligence (AI), yang mampu menggantikan peran manusia untuk berhubungan dengan manusia lain (humanoid). 

Terlebih lagi dengan makin luas dan makin tidak terbatasnya akses ilmu pengetahuan di dunia maya. Berbagai ilmu, keterampilan, dan informasi penting lainnya mengenai segala hal kini tidak lagi susah dijangkau, karena telah tersedia lengkap di depan layar komputer atau smartphone masing-masing.

“Di era yang cepat berubah seperti sekarang ini, pola pembelajaran harus segera berubah tidak seperti akhir-akhir ini, yang masih terpaku antara pengajar dengan peserta belajar. Salah satunya, tidak boleh lagi ada pola pikir perubahan saat ini hanya bisa diikuti kaum muda. Siapa pun harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada.”

Disampaikan pula bahwa disrupsi digital dan pandemi yang tengah berlangsung mengharuskan manusia untuk dapat belajar cepat dan beradaptasi untuk menghindari set back, serta   tetap   bisa   melakukan   transformasi   dengan   akselerasi   penuh.   

“Untuk menghadapi dunia yang berubah cepat seperti sekarang di butuhkan cara berpikir (mindset), keterampilan atau kemahiran (skillset) dan perangkat kerja atau teknologi (toolset) yang baru, mengadopsi Learning 5.1 adalah solusi atas tantangan tersebut. Learning 5.1 mengajarkan kepada kita untuk dapat menembus batas pemikiran, menerobos konversi dan kesepakatan, mengubah kebiasaan dan mentransformasi cara belajar yang ketinggalan jaman,” pungkas Alex. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: