Omongan Luhut Menggelegar Bawa-bawa Tanggung Jawab dan Kematian, Mohon yang Dimaksud Siap-siap!
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan oknum atau kelompok anti vaksinasi untuk bertanggungjawab bila ada korban wafat akibat belum divaksin. Pasalnya, mayoritas korban yang wafat akibat serangan gelombang ketiga Covid-19 dan varian Omicron adalah orang yang belum divaksinasi lengkap.
Dia mengungkapkan data bahwa sejak kasus pertama varian Omicron ditemukan di Indonesia hingga saat ini, sebanyak 356 pasien yang meninggal, 42 persen diantaranya terbukti memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan 44 persen lainnya belum vaksin dosis satu dan dua. Dia meminta para penganjur atau kelompok anti vaksin untuk memperhatikan statistik kematian akibat varian Omicron itu.
"Jadi saya mohon orang-orang yang menggunakan atau menganjurkan dirinya jangan vaksinasi, Anda itu bertanggung jawab di komunitasmu kalau ada orang yang meninggal karena tidak divaksin. Jadi saya minta betul," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (7/2/2022).
Baca Juga: Luhut Dicap Pembantu Jokowi yang Buruk, Jangan Dicontoh...
Berdasarkan statistik kematian akibat varian Omicron itu dia meminta para Lansia untuk segera divaksin. Anjuran dan seruan para penolak atau kelompok antivaksin itu, kata Luhut tak perlu didengar. Dia mengatakan, pemerintah memfokuskan kebijakan pada masa Varian Omicron dengan memproteksi kelompok rentan untuk divaksin.
"Jadi saya mohon kalau anda Lansia cepat-cepat vaksin sekarang karena itu pemerintah melakukan kebijakan kebijakan proteksi untuk kelompok rentan tersebut di atas terutama pada Lansia yang belum divaksinasi lengkap," katanya. Dia menambahkan, keselamatan keluarga para Lansia itu jauh lebih penting dibandingkan mempertahankan diri menolak vaksinasi. Karenanya, dia mengimbau para Lansia tak perlu mendengarkan masukan dari kelompok antivaksin di tanah air.
"Ini betul-betul kami himbau supaya bapak Ibu sekalian jangan mendengarkan masukan-masukan tak jelas itu. kita bicara data dan keselamatan anda dan keluarga anda," katanya.
Dia menambahkan, kebijakan dan pelaksanaan PPKM yang pemerintah ambil hingga hari ini tetap mengikuti assessment level PPKM yang telah disesuaikan seperti minggu lalu. Tetapi kini dengan memberi bobot lebih besar terhadap rawat inap rumah sakit.Sebab, kata dia, berdasarkan data yang mereka kumpulkan dari berbagai sumber dan informasi menjelaskan bahwa varian Omicron menyebabkan penularan lebih cepat atau jauh lebih cepat.
Baca Juga: Panjang Dah Nih Urusan... KSAD Dudung Abdurachman: Coba Rizieq dan Bahar Nggak Usah Macam-macam!
"Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Israel, Prancis dan Jepang angka kematian terkonfirmasi COVID-19 juga sudah mulai melewati Puncak Delta namun pola yang lain juga terjadi di beberapa negara seperti India dan Afrika Selatan," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: