Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Salah Memang Kelapa Sawit Hadir Sebagai Komoditas Nasional

Tak Salah Memang Kelapa Sawit Hadir Sebagai Komoditas Nasional Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan di tempat penampungan Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (14/10/2020). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat volume ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada Agustus 2020 sebesar 2,68 juta ton atau turun 14,25 persen dibandingkan bulan Juli yang mencapai 3,13 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkebunan kelapa sawit sudah berdiri dan berkembang di Indonesia dalam kurun waktu yang lama yakni lebih dari 110 tahun. Saat ini, Indonesia sudah menjadi produsen, eksportir, dan sekaligus konsumen terbesar minyak sawit dan produknya di dunia. Setiap tahunnya, Indonesia mampu menghasilkan sekitar 45 juta ton minyak sawit dari total dari total 16 juta hektar kebun sawit. 

“Industri minyak sawit Indonesia juga memiliki banyak keunggulan dan kelebihan dibanding industri lain yakni memiliki struktur pengusahaan yang relatif sehat dan berimbang dimana perkebunan besar dan perkebunan rakyat tumbuh secara bersamaan,” catat laporan PASPI. 

Baca Juga: Total Biaya Operasional Sistem Manajemen Boiler Industri Kelapa Sawit Menyusut dengan Teknologi InI

Data PASPI mencatat, perkebunan rakyat menguasai sekitar 41 persen dari total area dan kurang lebih 37 persen dari produksi nasional, sementara perkebunan besar menguasai 59 persen dan 63 persen area dan produksi minyak sawit nasional.

Minyak sawit juga merupakan minyak nabati yang paling produktif dan efisien dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti kedelai, kanola, dan bunga matahari. Tidak hanya itu, minyak sawit menjadi industri minyak nabati dunia yang dominan dengan pangsa pasar sebesar 54 persen namun dengan luas area kurang lebih 6 persen dari total area minyak nabati industri.

“Tidak banyak industri yang memiliki ciri seperti industri minyak sawit,” catat laporan PASPI. 

Dijelaskan laporan PASPI, industri minyak dan gas mungkin merupakan industri penting jika dilihat peranan dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara, namun industri ini tidak memiliki kemampuan yang setara dan sebanding dengan industri minyak sawit dalam penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.

Sebaliknya industri skala kecil dan menengah memang sangat penting peranannya dalam penyerapan tenaga kerja, namun sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara relatif rendah dibandingkan dengan industri lainnya.

“Dengan demikian industri minyak sawit merupakan instrumen yang efektif sebagai penghela pertumbuhan dan sekaligus juga pemerataan ekonomi,” catat laporan PASPI. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: