Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sesumbar Petinggi Hizbullah Soal Israel Menyerang Iran

Sesumbar Petinggi Hizbullah Soal Israel Menyerang Iran Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Teheran -

Petinggi Hizbullah Hassan Nasrallah pada hari Selasa (8/2/2022) melontarkan sesumbar mengenai kemungkinan Irael menyerang Iran.

Dia mengeklaim bahwa negeri Yahudi itu tidak serius untuk melancarkan aksi militer terhadap Iran.

Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Serang Raja Saudi: Sebarkan Ideologi Ekstremis

Tetapi jika itu terjadi, katanya, kelompoknya tidak akan secara otomatis membalas atas nama Teheran, tetapi akan memutuskan apakah akan terlibat atau tidak.

Dalam sebuah wawancara dengan TV pemerintah Iran, pemimpin organisasi Syiah itu tampaknya berusaha untuk menegaskan kemerdekaan Hizbullah dari Teheran, sementara juga mengeklaim Israel takut berperang melawan keduanya.

“Iran adalah negara regional yang kuat dan perang apa pun dengannya akan meledakkan seluruh wilayah,” katanya, menurut Naharnet.

Di tengah kritik domestik bahwa kelompoknya bertindak untuk kepentingan Teheran alih-alih Lebanon, Nasrallah pun melemparkan tantangannya.

“Saya menantang siapa pun untuk memberi tahu tentang satu tindakan yang dilakukan Hizbullah demi Iran daripada demi Lebanon,” kata Nasrallah.

Dia membantah kedutaan Iran di Beirut terlibat dalam pengambilan keputusan Hizbullah.

Nasrallah mengeklaim bahwa Amerika Serikat takut akan perang dengan Iran, menegaskan bahwa mereka tidak mampu menghentikan program nuklir Teheran. 

Dia juga memperingatkan tanggapan Iran yang “sangat intens dan keras” jika Israel menyerang Iran.

"Iran tidak bercanda dengan siapa pun," katanya seperti dikutip oleh Press TV.

Nasrallah mengklaim bahwa peluru kendali presisi Hizbullah tersebar di seluruh Lebanon, sehingga Israel perlu meluncurkan perang skala penuh untuk menghancurkannya.

Dia juga menuduh Israel takut berperang melawan Hizbullah.

“Jika rezim Israel yakin akan menang dalam perang dengan Hizbullah, mereka tidak akan ragu bahkan untuk sesaat,” kata Nasrallah.

Dia juga mengklaim bahwa penerbangan pesawat tak berawak Israel di atas Lebanon telah "sangat berkurang" karena peningkatan pertahanan udara Hizbullah.

Nasrallah menambahkan bahwa dia menentang pembagian gas lepas pantai dengan Israel dan tidak terlalu peduli dengan negosiasi antara Beirut dan Yerusalem mengenai penentuan zona ekonomi eksklusif negara-negara tersebut.

“Kami tidak menganggap diri kami untuk peduli dengan diskusi teknis tentang demarkasi perbatasan laut dengan Israel,” katanya.

Pernyataan Nasrallah muncul beberapa minggu setelah Israel dan Lebanon mengumumkan niat mereka untuk melanjutkan pembicaraan atas area sekitar 860 kilometer persegi (330 mil persegi) dari Laut Mediterania yang diklaim kedua negara sebagai zona ekonomi eksklusif mereka.

Utusan AS yang menengahi pembicaraan telah bertemu dengan pejabat Israel dan Lebanon.

Kedua negara memulai negosiasi tidak langsung melalui mediator AS pada tahun 2020 di pangkalan penjaga perdamaian PBB di Naqoura Lebanon.

Akan tetapi pembicaraan telah terhenti beberapa kali. Putaran terakhir pembicaraan tentang masalah ini diadakan Mei lalu.

Lebanon telah tenggelam jauh ke dalam krisis ekonomi dan keuangan yang dimulai pada akhir 2019 — puncak dari dekade korupsi dan salah urus oleh kelas politik.

Negara kecil Mediterania itu ingin menyelesaikan sengketa perbatasannya dengan Israel, membuka jalan bagi potensi kesepakatan minyak dan gas yang menguntungkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: