Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inggris Desak Rusia Upayakan Solusi Diplomatik untuk Krisis Ukraina

Inggris Desak Rusia Upayakan Solusi Diplomatik untuk Krisis Ukraina Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, London -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss melakukan kunjungan ke Rusia dan telah tiba di Moskow pada Rabu (9/2/2022).

Lawatannya itu bertujuan mendesak Rusia mengupayakan solusi diplomatik untuk menangani krisis di perbatasan Ukraina.

Baca Juga: Perbankan Eropa Khawatir Sistem Pembayaran Jadi Korban Krisis Rusia-Ukraina

Kunjungan Truss merupakan kunjungan perdana menlu Inggris ke Moskow dalam kurun lebih dari empat tahun terakhir. Truss diagendakan bertemu Menlu Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (10/2).

“Inggris bertekad untuk membela kebebasan dan demokrasi di Ukraina,” ujarnya dalam sebuah pernyataan sebelum bertolak ke Moskow.

“Saya mengunjungi Moskow untuk mendesak Rusia mengejar solusi diplomatik dan menjelaskan bahwa invasi Rusia lainnya ke negara berdaulat akan membawa konsekuensi besar bagi semua yang terlibat,” kata Truss menegaskan.

Datang dengan sikap demikian, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia memperingatkan, para pejabat Inggris harus mengubah retorika mereka.

“Pihak Inggris harus menyadari dengan jelas bahwa tanpa perubahan yang jelas dalam nada pidato perwakilan kepemimpinan Inggris, interaksi yang produktif tidak mungkin terjadi baik dalam memecahkan masalah bilateral atau dalam menyelesaikan masalah internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu malam.

Kemenlu Rusia menekankan, hubungan Inggris dengan mereka harus didasarkan pada prinsip kesetaraan dan saling menghormati, tanpa batasan rekaan yang menghalangi bisnis. Pekan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi Ukraina.

Kunjungannya adalah bentuk solidaritas kepada negara tersebut. Johnson sudah menyampaikan, Inggris siap menawarkan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pengerahan pasukan, senjata, kapal perang, dan jet “besar” di Eropa Timur.

NATO, termasuk di dalamnya Amerika Serikat (AS), telah menuding Rusia memiliki rencana melancarkan agresi ke Ukraina. Tudingan itu didasarkan pada pengerahan lebih dari 100 ribu pasukan Rusia ke perbatasan Ukraina. Moskow telah membantah tuduhan tersebut.

AS dan NATO telah menegaskan dukungan kepada Ukraina. Sementara Rusia menuntut agar Ukraina tak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan NATO. Sebab Moskow menilai, ekspansi NATO ke timur akan menimbulkan ancaman keamanan bagi mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: