Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miris, Baru 1 Persen Perusahaan di Jabar Rekrut Disabilitas

Miris, Baru 1 Persen Perusahaan di Jabar Rekrut Disabilitas Kredit Foto: Biro Adpim Setda Pemprov Jabar
Warta Ekonomi, Bandung -

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Jawa Barat mencatat saat ini baru 1% atau 50 perusahaan  dari total 55 ribu perusahaan di Jabar yang melibatkan kaum disabilitas sebagai pekerja di perusahaan. 

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menargetkan penyerapan tenaga kerja disabilitas di atas 2% untuk tingkat Kabupaten/Kita di Jawa Barat.

Baca Juga: PDIP Jabar Tanggapi Santai Spanduk Arteria Dahlan: Spanduk Dipasang Lalu Hilang Dalam Hitungan Jam

"Jadi hanya 1% yang melibatkan mereka (disabilitas) sebagai pekerja,"kata Uu kepada wartawan usai memberikan penghargaan kepada PT Feng Tay Indonesia Enterprise yang sudah merekrut disabilitas, di Kabupaten Bandung, Kamis (10/2/2022).

Uu berharap dengan diberikannya apresiasi terhadap pihak swasta maka akan mendorong perusahaan lain untuk merekrut disabilitas sebagai pekerja. 

"Dengan diberikannya penghargaan ini mudah-mudahan bisa memicu kepada perusahaan lain untuk menerima disabilitas sebagai pekerja yang layak,"ungkapnya

Wagub Jabar menjelaskan penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan yang sudah melaksanakan amanah Undang-undang tentang disabilitas yang menyatakan bahwa 1% dari 18 ribu melaksanakan UU Disabilitas. 

Saat ini, Pemprov Jabar setiap tahun menghadapi permasalahan angka pengangguran yang tinggi. "Siapa pun kepemimpinannya pasti dihadapkaj dengan berbagai permasalahannya seperti kemiskinan dan pengangguran," imbuhnya.

Menurutnya, seorang pemimpinan harus mampu mengurangi permasalahan tersebut sehingga ada perbaikan ke arah positif dari setiap tahunnya. 

"Saat saya dengan pak Gubernur Jabar, Ridwan Kamil ingin menjadi pemimpin di Jawa Barat kita mengadakan survei, salah satu keinginan masyarakat adalah terserapnya tenaga kerja," ungkapnya.

Saat menjabat, pengangguran terbuka di Jawa Barat sekitar 3,5 juta jiwa. Namun, 

dengan kepemimpinan mereka berdua sekarang sudah berkurang menjadi 2,06 juta jiwa. 

"Artinya, kepemimpinan kami selama 3 bulan ini sudah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang," katanya.

Untuk itu, Pemprov Jabar mengapresiasi kepada para investor dan pengusaha yang sudah menyerap tenaga kerja asal Jawa Barat. Namun, tidak tertutup kemungkinan Jabar merupakan wilayah imigran tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain. 

"Pak Presiden Jokowi bilang Jabar adalah miniatur Indonesia. Mereka banyak yang mencari penghidupan di Jabar," ujarnya.

Dia menambahkan pihaknya selalu terbuka kepada setiap warga pendatang. Namun  warga Jabar pun harus bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar.

"Jangan sampai warga Jabar kalah bersaing sehingga berbagai peluang yang ada di wilayah Jabar dimanfaatkan oleh mereka. Tapi tetap menjaga kebersamaan dan kondisivitas. Ingat! Jabar adalah daerah migrasi terbesar," paparnya.

Berkenaan dengan PT Feng Tay Indonesia Enterprise yang saat ini mempekerjakan hingga 15 ribu tenaga kerja tanpa shift meskipun dalam kondisi PPKM level 3, ia menegaskan pihaknya sudah menanyakan langsung hal tersebut kepada beberapa karyawan setempat. Bahwa mereka merasa sudah sesuai dengan UU ketenagakerjaan seperti pemberian honor, cuti, hak beribadah termasuk asuransi. 

"Rata-rata mereka menyatakan betah kerja di sini bahkan ada yang sudah 14 tahun bekerja. Kalau pun terjadi, nanti Disnaker Jabar yang akan turun tangan," tegasnya.

UU menambahkan jumlah pekerja tersebut untuk memenuhi pangsa pasar ekspor. Diharapkan langkah tersebut tidak mengganggu kinerja perusahaan dan hak pekerja bisa diselesaikan dengan baik.

"Karena saat ini sedang memenuhi pasar ekspor sehingga tidak ada pengurangan pekerja dan waktu karena memang aturannya seperti itu," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: