Kritik Prabowo, PSI: Musuh Kita Sekarang Virus, Kok Jor-joran Beli Pesawat Tempur?
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyoroti kebijakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang memborong 42 pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis. Kesepakatan pembelian ini telah ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI dengan nilai transaksi sebesar US$8,1 miliar atau sekitar Rp116 triliun.
Selain itu, dikabarkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga menyetujui potensi penjualan 36 jet tempur F-15 dengan Indonesia. Adapun nilai transaksi ini mencapai US$14 miliar atau setara dengan Rp200 triliun.
Baca Juga: Siapa Sangka Begini Kata Natalius Pigai Soal Prabowo Subianto dan Puan Maharani
Melihat hal ini, PSI mempertanyakan keputusan Prabowo itu yang diambil saat negara masih berjuang menghadapi pandemi dan kembali memulihkan ekonomi.
"Pak Prabowo Subianto, apakah layak kita jor-joran belanja pesawat tempur sekarang? Musuh kita sekarang virus, senjata yang dibutuhkan obat dan vaksin," ujar Rian Ernest, juru bicara DPP PSI, dalam keterangan tertulis, Jumat (11/2/2022).
Di sisi lain, Rian juga menyarankan agar Prabowo bersikap terbuka kepada publik dalam hal pembelian alutsista. Transparansi ini mencakup rincian apa saja yang akan dibeli, apa dasar kebijakannya, dan seterusnya, kata Rian.
Sikap ini, menurutnya, perlu dilakukan guna menghindari kesalahpahaman publik bahwa agenda ini berkaitan dengan Pilpres 2024. "Jangan sampai ada pertanyaan di publik, apakah pengadaan alutsista ratusan triliun menjelang Pemilu 2024 ini berkaitan dengan hajatan Pilpres," jelas Rian.
Ia memahami peremajaan alutsista merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan. Namun, dia meyakini perlu adanya skala prioritas dengan anggaran yang terukur serta keterbukaan informasi atas penggunaan anggaran.
"Tolong pastikan anggarannya transparan dan ada skala prioritas. Kita tidak ingin ada tragedi kapal selam Nanggala terulang, Pesawat Hercules jatuh lagi. Namun, anggarannya harus terukur dan sesuai prioritas penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi," tutup Rian.
Sementara itu, juru bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan, kontrak pembelian pesawat tempur Rafale akan efektif bila sudah ada pembayaran uang muka oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Prosedur ini, lanjutnya, bisa mencapai tiga sampai enam bulan.
Pembelian jet tempur ini merupakan satu dari lima kerja sama baru di bidang pertahanan yang disepakati oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, dan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, Florence Parly, pada pertemuan di Jakarta, Kamis (10/2/2022). Kesepakatan diteken oleh CEO Dassault Aviaton, Eric Trappier, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan RI, Marsekal Muda TNI Yusuf Jauhari.
Dahnil menjelaskan, alasan pemilihan pesawat jet tempur Rafale mengacu pada empat poin utama terkait belanja alutsista, yaitu tepat guna, mempertimbangkan aspek geopolitik dan geostrategis, efisiensi, dan alih teknologi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum