Pesatnya perkembangan teknologi membuat pesawat tanpa awak atau drone terkini tidak hanya digunakan untuk industri media, tetapi juga dapat mendukung kegiatan industri pertambangan.
Training Coordinator Terra Drone Indonesia, Rifqi Fathul Azhar, mengatakan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh drone, salah satunya adalah untuk menghitung volume dan kontur dari tanah pertambangan.
Baca Juga: Begini Peran Drone dalam Manajemen Vegetasi Jalur Transmisi Listrik
"Drone ini bisa digunakan untuk perhitungan produktivitas per hari, perencanaan eksploitasi seperti kedalaman bor, dan untuk perencanaan pembangunan fasilitas di area tambang," ujar Rifqi dalam seminar virtual, Jumat (11/2/2022).
Selain itu, drone juga dapat digunakan untuk memantau kegiatan alat berat. Rifqi mengatakan, dalam sekali terbang, drone bisa mencakup area sangat luas. Dengan pemantauan tersebut, perusahaan tambang bisa tahu apakah alat bekerja efektif dan menghindari kejadian darurat.
Bukan hanya itu, drone juga bisa digunakan untuk dokumentasikan progres pekerjaan secara periodik, pekerjaan ini bisa bulanan bahkan mingguan.
"Selain progres pekerjaan, kita bisa melihat progres reklamasi, area mana saja yang sudah ditanami atau vegetasi yang tumbuh. Data yang diambil drone lebih aktual dan kondisi terkini daripada data dari satelit. Misal, kita lihat google maps ada daerah yang belum update. Dengan drone, bisa dilihat data aktual, bahkan mingguan bisa update progres pekerjaan yang sedang dilakukan," ujarnya.
Rifqi melanjutkan, pemanfaatan drone bisa makin maksimal jika digunakan dengan sensor tambahan lain, seperti sensor magnetik. Menurutnya, sensor ini digunakan untuk mencari anomali magnetik untuk mencari potensi kandungan logam di suatu daerah. Ada juga sensor Ground Penetrating Radar (GPR) atau lidar.
Bukan hanya itu, dalam drone juga terdapat teknologi kamera multispektral untuk mengetahui kondisi kesehatan tanaman yang bisa dipakai untuk melihat progres pekerjaan reklamasi tambang.
Pada kesempatan yang sama, Sales Manager Terra Drone Indonesia, Gilang Wirata Pratama Hadi, mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi drone paling umum digunakan untuk kegiatan eksplorasi dalam pembuatan peta dasar.
"Ini adalah suatu metode tercepat untuk melakukan akuisisi data karena ketika pembuatan peta perencanaan di awal eksplorasi, satu IUP (pertambangan) itu sekitar 3.000 hektare yang jika mengirim manusia untuk melakukan survei, tidak tahu akan selesai kapan," ujar Gilang.
Selain jangkauannya lebih luas, pemanfaatan drone untuk eksplorasi tambang juga bisa memangkas waktu kegiatan. Gilang mengatakan, jika dilakukan secara konvensional, mendapatkan data yang berkualitas butuh hingga satu tahun, sedangkan drone hanya memakan waktu 1 bulan.
"Setelah itu, mulai dari tahun 2019 sampai saat ini, bahkan owner perusahaan tambang sendiri menggunakan drone untuk melakukan perhitungan stockpile atau pasokan tambang, khususnya yang paling umum di Indonesia adalah coal. Mereka melakukan perhitungan coal ini menggunakan drone," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: