Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hong Kong Dilanda Fenomena Ini, Rakyatnya Spontan Panic Buying

Hong Kong Dilanda Fenomena Ini, Rakyatnya Spontan Panic Buying People wearing face masks to prevent the spread of the coronavirus disease (COVID-19), walk on a street in Hong Kong, China November 29, 2021. | Kredit Foto: Reuters/Lam Yik
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Pasokan sayuran dan daging di Hong Kong terganggu gara-gara Covid-19 varian Omicron mengamuk. Sejumlah sopir truk yang memasok barang-barang kebutuhan pokok di wilayah pusat keuangan dunia itu, banyak yang positif Covid.

Dikutip Strait Times, Minggu (13/2/2022), menurut Pemerintah Hong Kong, para sopir itu terjangkit Omicron saat pengambilan barang dari China daratan. Pasalnya, Hong Kong mengimpor 90 persen makanannya, terutama makanan segar dari wilayah tersebut.

Baca Juga: Lolos Uji Tes di AS, Startup Rapid Tes Covid Asal Hong Kong Ini Ternyata Dibekingi Bill Gates

Para konsumen juga telah mengalami kekurangan sejumlah barang impor asing, termasuk makanan laut premium, karena langkah pembatasan penerbangan yang ketat akibat Covid-19.

“Pemerintah China daratan dan Hong Kong bekerja sama memperkuat pengaturan rinci, mempercepat logistik pasokan makanan ke Hong Kong untuk membuat situasi pasokan kembali normal sesegera mungkin,” kata Pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan, Sabtu (12/2).

Sejumlah supermarket besar Hong Kong sudah mulai dipadati pembeli yang panic buying sejak Kamis (10/2). Kenaikan kasus harian Covid-19 memicu kekhawatiran warga, pasokan makanan bakal terhambat karena Pemerintah mungkin akan melakukan pembatasan.

“Pemerintah tidak siap sama sekali. Warga biasa hanya bisa menjaga diri sendiri,” kata wargabermarga Siu (42), kepada AFP, Sabtu (12/2).

Siu termasuk di antara kerumunan pembeli supermarket yang memburu sayur dan daging. Kekurangan pasokan tersebut pun membuat harga sembako di pasar basah melonjak drastis. Beberapa supermarket juga sudah mengalami kelangkaan hingga rak-rak produk banyak yang kosong melompong. “Saya rasa sayuran tidak pernah semahal ini,” katanya.

Siu mengeluh anggaran belanja hariannya berlipat ganda pekan ini. Choy sum, sayuran hijau yang populer dalam masakan China bahkan dihargai 25 dolar Hong Kong (Rp 46.050) per setengah kilo.

“Mudah-mudahan keadaan bisa kembali normal. Saya tidak tahu berapa lama kita bisa terus seperti ini,” kata pembeli lain.

Situasi panic buying juga terjadi ketika awal pandemi muncul dari daratan China sekitar akhir Desember 2019. “Rasanya seperti kita kembali ke awal pandemi. Ini sangat mengecewakan,” kata seorang warga lainnya.

Per Sabtu (12/2), kota berpenduduk 7,5 juta orang itu melaporkan rekor 1.514 kasus baru Covid, naik dari 1.325 kasus pada Jumat (11/2).

Setelah pertemuan dengan para pejabat China daratan di seberang perbatasan di Shenzhen, pejabat nomor 2 Hong Kong, John Lee, pada Sabtu (12/2) mengatakan, China akan membantu Hong Kong mengatasi wabah Covid-19 yang meluas dengan menyediakan kapasitas pengujian, perawatan dan karantina.

Lee juga mengatakan, Hong Kong belum ada rencana melakukan lockdown seperti yang diterapkan di China daratan. Langkah-langkah pembatasan ringan akan memberi Hong Kong ruang bernapas agar kapasitas layanan medis dapat diperluas di semua lini.

Namun, sejauh ini tidak ada rincian spesifik dari rencana tersebut dan tidak jelas seberapa cepat langkah-langkah itu dapat diimplementasikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: