Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekjen PDIP Buka-Bukaan Soal Pembangunan IKN, Begini Katanya

Sekjen PDIP Buka-Bukaan Soal Pembangunan IKN, Begini Katanya Kredit Foto: Instagram/I Nyoman Nuarta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo telah memutuskan Ibu Kota Negara (IKN) dipindahkan ke Kalimantan. Keputusan itu kemudian disahkan dengan lahirnya UU IKN yang disahkan melalui parpurna DPR pada Januari 2022 ini. Kini, pembangunan di lokasi IKN yakni di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sudah mulai dilakukan. 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, konsep pembangunan IKN Nusantara pada prinsipnya adalah Indonesiasentris, sesuai dengan cita-cita proklamator yang juga Presiden RI pertama, Soekarno atau Bung Karno. 

Baca Juga: Ganjar dan Anies Minggir Dulu, Ini Dia Sosok yang Dianggap Cocok Lanjutkan Jokowi Berdasarkan Survei

Yang mencita-citakan untuk menempatkan Kalimantan sebagai pusat pemerintahan.  Hal ini disampaikannya dalam webinar yang bertemakan Sharing Session tentang IKN Baru Indonesia, Jumat 18 Februari 2022. Turut ikut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, arsitek dari Jepang Kengo Kuma, Arsitek Sofian Sibarani, Arsitek Yori Antar, Arsitek Popo Danek, Ketua Badan Sayembara Arsitek Indonesia Andi Harapan dengan moderator diskusi Richard Susilo. 

"Konsepsinya Ibu Kota Negara baru ini merupakan penjabaran dari Indonesiasentris dan secara historis apa yang dilakukan oleh Bung Karno pada tahun 60 sudah menempatkan Kalimantan itu sebagai koridor strategis guna menatap masa depan dunia yang berada di Pasifik," kata Hasto dalam keterangannya yang diterima VIVA. 

Lebih lanjut Hasto yang kini merupakan mahasiswa doktoral Universitas Pertahanan tersebut memaparkan, penempatan di Kalimantan adalah sudah sesuai dengan konsekuensi geopolitik Indonesia.  

"Mengingat di depan Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur itu terbentang suatu kawasan perdagangan strategis dari Selat Lombok hingga ke Selat Makassar," jelas Hasto. 

Lebih lanjut Hasto memaparkan, maka pembangunan IKN adalah mencerminkan geopolitik dari Bung Karno yang mencerminkan suatu kepemimpinan Indonesia yang bebas dari penjajahan.  

Baca Juga: Hasto PDIP Disebut Terlibat di Kasus Wadas, Adian Napitupulu: Petinggi Partai Demokrat Itu Tidak...

"Kemudian semangat dunia baru yang demokratis yang mengedepankan eksistensi damai," lanjutnya. Di tengah proses pembangunan IKN saat ini, Hasto menilai perlu dipertimbangkan konsep yang bisa mewakili Indonesia juga. Tidak hanya berkonsep moderen tetapi juga memasukkan nilai-nilai kultur yang sesuai dengan budaya luhur bangsa Indonesia.

"Mementingkan suatu keseimbangan bagaimana alam raya di Kalimantan Indonesia dan dunia dengan berbagai filosofi, seperti di Bali dikenal konsepsi Tri Hita Karana. Karena itulah tata ruang dan arsitektur harus mencerminkan kepemimpinan Indonesia, kultur Indonesia, dan halaman Indonesia. Suatu spirit modern city, smarty city, tapi harus didasari oleh nature kita, culture kita. Itu suatu hal yang penting dan menjadi roh desain arsitektur," jelas Hasto.  

Maka nama Nusantara pada IKN yang baru ini menurutnya adalah sebuah histori Indonesia. Maka dia harus menjadi jembatan antara Indonesia masa lalu dengan Indonesia yang ingin membangun peradaban dunia ke depannya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: