Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Indonesia Re Bongkar Startegi Bangun Bisnis Berkelanjutan

Bos Indonesia Re Bongkar Startegi Bangun Bisnis Berkelanjutan Kredit Foto: Ist

Strategi Investasi dan Kualitas Layanan

Selain di sisi produksi, Indonesia Re juga berencana untuk menerapkan strategi dan kebijakan investasi yang menitikberatkan kepada aspek solvabilitas dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan aspek rentabilitas. Erickson mengatakan langkah itu diambil sehubungan dengan perkembangan bisnis reasuransi dan tuntutan untuk senantiasa menjaga target tingkat risk based capital (RBC) sepanjang tahun.

Menurutnya, bauran portofolio investasi akan disesuaikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan modal minimum berbasis risiko atau MMBR yang terkait dengan aktivitas investasi diupayakan lebih baik daripada posisi 2021. “Sehingga dapat memperbaiki posisi RBC, namun demikian tetap optimal untuk mencapai target hasil investasi sebesar Rp285 miliar dan yield on investment (YOI) sebesar 5,50 persen,” jelasnya.

Baca Juga: Teliti Sebelum Membeli, Ini Biaya-biaya yang Ditanggung Nasabah Asuransi Unit Link

Untuk sisi layanan, Erickson menegaskan bahwa Indonesia Re masih mempertahankan kriteria New Excellent Services, dan tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan terhadap ceding company. Indonesia Re juga telah menerapkan konsep Business to Business (B2B) walau belum dengan semua perusahaan asuransi, yang memungkinkan proses bisnis antara Indonesia Re dengan ceding company berlangsung secara lebih terukur, akurat dan transparan.

Dia mengatakan Indonesia Re juga menyadari bahwa data merupakan aset yang sangat berharga sehingga perusahaan berupaya untuk melakukan inovasi melalui pengolahan data. “Kami telah membangun sejumlah analytic tools seperti auto underwriting pada lini reasuransi jiwa, geostatistical model untuk reasuransi gempa bumi dan dynamic rating tool untuk objek pertanggungan rangka kapal yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan,” jelasnya. Untuk sektor digitalisasi ini, dikerjakan bersama-sama dengan Indonesia Re Institute.

Selain itu, Erickson menambahkan, Indonesia Re juga sangat memahami bahwa transformasi dari sisi internal juga sangat penting untuk dilakukan. Salah satu transformasi internal yang dilakukan adalah dengan menggalakan proses yang otomatisasi untuk berbagai aktifitas yang sifatnya repetitif.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: