Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buntut Wayang Ustaz Khalid Basalamah, Muncul Perdebatan: Gus Miftah Ustaz atau Bukan?

Buntut Wayang Ustaz Khalid Basalamah, Muncul Perdebatan: Gus Miftah Ustaz atau Bukan? Gus Miftah | Kredit Foto: Instagram Gus Miftah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kontroversi pergelaran wayang Gus Miftah tak hanya ramai di media sosial, tapi juga kanal Wikipedia. Adu sunting terlihat dari mereka yang pro dan kontra.

Berdasarkan catatan Republika.co.id di riwayat penyuntingan, pada Senin (21/2/2022), ada setidaknya 20 editan yang menjelaskan siapa sebenarnya Miftah Maulana Habiburrahman.

Baca Juga: Gus Miftah Jadikan Ustaz Khalid Basalamah Lakon Wayang, Derry Sulaiman Naik Pitam: Kurang Ajar...

Pada suntingan pertama tanggal tersebut, ada revisi yang menuliskan, "Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah (lahir 5 Agustus 1981) adalah seorang munafik dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.[1][2]."

Tak lama, kalimat kasar itu kembali direvisi menjadi, "Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah (lahir 5 Agustus 1981) adalah seorang Ustadz dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.[1][2]"

Namun, tak berhenti di sana. Ada lagi pihak yang menghilangkan dan mengedit kata 'ustaz'. "Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Cak Miftah (lahir 5 Agustus 1981) adalah pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.[1][2]"

Adu sunting terus berlanjut. Perselisihan masih seputar kata-kata ustaz yang disematkan ke Gus Miftah. Di editan terakhir pada tanggal tersebut kata ustaz disematkan. Pun demikian pada Selasa (22/2), kata-kata ustaz disebutkan.

Sebelumnya, pergelaran wayang di pondok pesantren Gus Miftah memicu kontroversi karena menampilkan sosok mirip Ustaz Khalid Basalamah. Dalam pergelaran itu, wayang mirip Ustaz Khalid Basalamah dipukul berulang kali hingga akhirnya kalah.

Ustaz Khalid Basalamah menuai kontroversi setelah ceramahnya yang dianggap mengharamkan wayang. Beliau sudah mengklarifikasi dan meminta maaf terkait isi ceramah itu. Menurut dia, tidak ada kata-kata 'haram' dalam ceramah. Hanya, ia berpendapat budaya harus berstandarkan nilai Islam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: