Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin Terkucilkan, Amerika Serang Ekonomi, Kini Jerman Sanksi Rusia Blokir Pipa Gas

Putin Terkucilkan, Amerika Serang Ekonomi, Kini Jerman Sanksi Rusia Blokir Pipa Gas Kredit Foto: AP Photo/John Macdougall
Warta Ekonomi, Berlin -

Mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan paket sanksi kepada Rusia, Jerman juga melakukan hal serupa. Hal itu dianggap sebagai akibat dari ulah Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengirimkan pasukan ke dua wilayah di Ukraina.

Pemerintah Jerman menyatakan akan mengambil tindakan tegas dengan menghentikan pipa gas utama Nord Stream 2 Rusia.

Baca Juga: Pasukan Jerman Tiba di Lithuania di Tengah Krisis Ukraina-Rusia

Sebelumnya pada hari Senin (21/2/2022), Putin berulah dengan mengakui dua wilayah Ukraina yang memisahkan diri sebagai negara merdeka dan memerintahkan pasukan Rusia untuk dikerahkan ke dua wilayah tersebut sebagai penjaga perdamaian.

Barat justru tidak melihat tindakan Putin tersebut sebagai langkah menjaga perdamaian melainkan sebagai dalih untuk terjadinya invasi yang lebih luas. Sebagai tanggapan tegas, Jerman memberikan hukuman kepada Rusia dengan menghentikan persetujuan pipa gas Nord Stream 2 mengikuti negara-negara Barat lainnya yang memberikan sanksi.

Sanksi dapat dilihat dalam berbagai bentuk dan istilah ini dapat merujuk pada banyak tindakan yang digunakan oleh satu negara untuk mencegah tindakan agresif atau pelanggaran hukum internasional.

Pipa Nord Stream 2 telah ditangguhkan proses pemberian izin beroperasi oleh Jerman sampai waktu yang tidak ditentukan atau sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh pihak Jerman.

Jerman menilai bahwa langkah yang mereka ambil sangat penting karena Rusia memasok Eropa dengan sekitar 40 persen gasnya yang bersumber dari pasokan besar di timur Rusia.

“Ini adalah langkah yang benar secara moral, politik dan praktis dalam situasi saat ini. Kepemimpinan sejati berarti berani mengambil keputusan sulit di masa-masa sulit. Langkah Jerman membuktikan hal itu,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, yang menyambut dengan gembira keputusan Jerman tersebut, dikutip dari BBC, Rabu (23/2/2022).

Adapun rencana sanksi Uni Eropa terhadap Rusia adalah menargetkan anggota perlemen Rusia, bank yang membiayai militer Rusia serta kemampuan negara Rusia untuk mengakses pasar keuangan. Ambigus Olaf Scholz, tokoh terkemuka di Partai Sosial Demokrat Jerman mengatakan bahwa sanksi tambahan tersebut diperlukan jika Rusia kembali berulah.

“Tindakan tambahan juga, kami diberitahu, siap untuk digunakan jika diperlukan,” ujar Scholz.

Selain itu Uni Eropa juga menyetujui gelombang tindakan pertamanya pada hari Selasa yang mencakup penargetan semua anggota parlemen Rusia dan bank Rusia juga terkena masalah dengan langkah-langkah yang diambil oleh Uni Eropa seperti akses Rusia ke pasar keuangan Uni Eropa.

“Paket sanksi ini akan merugikan Rusia, dan akan sangat merugikan,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Menanggapi sejumlah sanksi yang diberikan Uni Eropa dan negara-negara barat mengenai tindakan Putin mengirim pasukan Rusia ke dua wilayah Ukraina, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko justru mengatakan bahwa Rusia tidak mengirim pasukan untuk saat ini.

“Tidak ada yang berencana mengirim apa pun ke mana-mana. Jika ada ancaman maka kami akan memberikan bantuan sesuai dengan perjanjian yang telah diratifikasi,” kata Rudenko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: