Laporan International Energy Agency (IEA) mencatat, konsumsi energi fosil merupakan kontributor terbesar emisi karbon dunia yang menyebabkan pemanasan global. Sekitar 70 persen dari emisi karbon dunia berasal dari konsumsi energi fosil seperti diesel/solar, premium, batubara, dan gas bumi.
Dalam laporan PASPI disampaikan, lima negara terbesar yang menjadi kontributor emisi karbon dunia adalah negara-negara yang paling rakus mengkonsumsi energi fosil yakni China, Amerika Serikat, Uni Eropa, India, dan Rusia. Kontribusi Uni Eropa mencapai 10 persen dari emisi karbon dari konsumsi energi fosil dunia. Sedangkan kontribusi Indonesia hanya sekitar 1 persen.
Baca Juga: Anggaran Atasi Perubahan Iklim Capai Rp3.461 T, Sri Mulyani: Pajak Karbon Sumber Pendanaan Baru
Jika ditinjau dari kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di dunia, studi European Union (2014) dalam laporan PASPI mengungkapkan luas karhutla di Eropa juga relatif luas dan bahkan lebih luas dari yang terjadi di Indonesia.
Dalam periode 2011-2015, luas karhutla di Portugal dan Spanyol sudah mencapai 191.672 hektar per tahun. Sangat jelas lebih luas yakni 3 kali lebih luas dari karhutla di Indonesia. Sebagai catatan, luas kebakaran hutan di Amerika Serikat (rata-rata 2,2 juta hektar/tahun) atau di Rusia (rata-rata 2,3 juta hektar/tahun).
“Seluruh dunia berkontribusi pada meningkatnya emisi karbon. Dan seluruh dunia harus ikut menurunkan emisi tersebut. Karena kontributor terbesar emisi global adalah dari konsumsi energi fosil, maka semua negara khususnya the top five emitter perlu menurunkan konsumsi energi fosil dan beralih ke energi terbarukan seperti biofuel,” catat laporan PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: