Dia menambahkan, kebutuhan internet dengan stabil ini jadi kondisi kritis karena pengembangan daerah dari sektor SDM maupun energi terus meluas ke pelosok.
"Masalah terbesar dalam pengadaaan infrastruktur internet adalah supply energy listrik, jadi harusnya penyediaan akses Internet di 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) sejalan dengan pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan)," tegasnya.
Baca Juga: Nielsen dan The Trade Desk Umumkan Kemitraan Pengukuran Data Strategis Baru untuk Internet Terbuka
Salah satu pemerataan akses di pelosok yaitu Kabupaten Pangandaran yang mendapat bantuan akses internet Fiber Optik untuk 138 titik tersebar di desa - desa, sekolah, kantor pemerintahan, hingga lokasi wisata dan area publik untuk memangkas kesenjangan sosial dan akses komunikasi dengan daerah lain.
Sementara itu, rencana pada pertengahan 2022, Bakti akan menggelar lelang untuk pengerjaan proyek Palapa Ring Integrasi. Dalam pembangunan Palapa Ring Integrasi, Bakti membuka diri untuk bekerja sama dengan pemain SKKL internasional.
Teknologi dari pemain SKKL luar dapat diikutsertakan dalam proyek ini. Bakti menyebut pembangunan SKKL Palapa Ring Integrasi membutuhkan dana sekitar Rp8,6 triliun, yang diperoleh dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pembangunan Palapa Ring Integrasi dilakukan dalam dua fase pembangunan. Fase 1 pada 2022 sepanjang 5.226 km dan fase 2 pada 2023 sepanjang 6.857 km. Total panjang SKKL Integrasi nantinya adalah 12.083 kilometer. Dari total serat optik yang akan dibangun, 8.203 km akan digelar di daratan, 3.880 km di laut, dan sisanya berupa microwave link.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: