Saat ini pemerataan akses internet fiber optik di berbagai desa tertinggal di tanah air masih dibutuhkan. Bahkan, tak sedikit di beberapa pelosok terpencil masih tak terjangkau akses sinyal provider. Salahsatunya, Jawa Barat yang sampai saat ini masih membutuhkan ketersediaan akses internet dengan skala besar.
Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan menilai, jajaran pemerintah di daerah harus lebih berani dalam berinovasi menerapkan infrastruktur teknologi dengan menyediakan akses internet di berbagai pelosok.
Baca Juga: Google Indonesia: Ada 21 Juta Pengguna Internet Baru di 2021 dari Area Non-metro
"Pemerintah di daerah terutama Kabupaten perlu lebih aktif menjalin komunikasi dengan Kemenkominfo untuk memanfaatkan berbagai program Nasional untuk diadopsi di daerah," kata Farhan dalam keterangan resminya, Rabu (23/2/2022)
DPR saat ini terus menekan optimalisasi realisasi Palapa Ring oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kemenkominfo. Palapa Ring atau dikenal dengan istilah Tol Langit yaitu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi dan 440 kota kabupaten di Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.
Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) Palapa Ring Integrasi menjadi salah satu fokus pemerintah untuk meningkatkan keandalan infrastruktur digital pada 2022.
"Maka, akan dikawal transformasi digital karena Kemenkominfo pun memiliki kepentingan untuk pemerataan distribusi program akses Internet," katanya.
Farhan memastikan kinerja pemerintah memperluas akses internet ke pelosok - pelosok diawasi intensif oleh Panitia Kerja (Panja) Komisi 1 DPR.
"Secara rutin dalam setiap RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Komisi 1. Menkominfo selalu update perkembangan, apalagi kita juga sudah membentuk Panja Penyediaan Internet,"tegasnya
Dia menambahkan, kebutuhan internet dengan stabil ini jadi kondisi kritis karena pengembangan daerah dari sektor SDM maupun energi terus meluas ke pelosok.
"Masalah terbesar dalam pengadaaan infrastruktur internet adalah supply energy listrik, jadi harusnya penyediaan akses Internet di 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) sejalan dengan pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan)," tegasnya.
Baca Juga: Nielsen dan The Trade Desk Umumkan Kemitraan Pengukuran Data Strategis Baru untuk Internet Terbuka
Salah satu pemerataan akses di pelosok yaitu Kabupaten Pangandaran yang mendapat bantuan akses internet Fiber Optik untuk 138 titik tersebar di desa - desa, sekolah, kantor pemerintahan, hingga lokasi wisata dan area publik untuk memangkas kesenjangan sosial dan akses komunikasi dengan daerah lain.
Sementara itu, rencana pada pertengahan 2022, Bakti akan menggelar lelang untuk pengerjaan proyek Palapa Ring Integrasi. Dalam pembangunan Palapa Ring Integrasi, Bakti membuka diri untuk bekerja sama dengan pemain SKKL internasional.
Teknologi dari pemain SKKL luar dapat diikutsertakan dalam proyek ini. Bakti menyebut pembangunan SKKL Palapa Ring Integrasi membutuhkan dana sekitar Rp8,6 triliun, yang diperoleh dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pembangunan Palapa Ring Integrasi dilakukan dalam dua fase pembangunan. Fase 1 pada 2022 sepanjang 5.226 km dan fase 2 pada 2023 sepanjang 6.857 km. Total panjang SKKL Integrasi nantinya adalah 12.083 kilometer. Dari total serat optik yang akan dibangun, 8.203 km akan digelar di daratan, 3.880 km di laut, dan sisanya berupa microwave link.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: