Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories X Angga Andinata: Big No Buat Anti Kripto! Yuk Belajar Bareng

KOL Stories X Angga Andinata: Big No Buat Anti Kripto! Yuk Belajar Bareng Kredit Foto: Twitter/Angga Andinata
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia kini semakin berkembang dengan adanya kemajuaan teknologi. Kemajuan teknologi ini pun berhubungan dengan trading dan investasi. Seperti kemunculan industri aset kripto yang dengan masif memunculkan serangkaian produk-produk aset kripto

Balakangan kita disuguhkan dengan informasi aset kripto baru bermunculan, aset digital atau Non Fungible Token (NFT) menjadi ladang cuan, dan yang paling baru para jenius teknologi memopulerkan gagasan tentang metaverse atau dunia digital. 

Kondisi tersebut tak lepas dari  langkah para konglomerat dan selebritis dunia yang berbondong-bondong untuk berinvestasi ke dunia digital tersebut.

Baca Juga: Pernah Sebut Cryptocurrency Tak Berharga, Kenapa Warren Buffett Investasi di Bank Kripto?

Lihat saja, miliarder investor Warren Buffett yang pernah mengatakan bahwa cryptocurrency adalah racun tikus. Namun, sekarang uangnya berkata lain. 

Secara khusus, perusahaannya Berkshire Hathaway telah membeli saham senilai USD1 miliar (Rp14,3 triliun) di bank digital Nubank, yang berfokus pada kripto.

Di sisi lain, miliarder Jack Dorsey dikenal karena sangat menyukai hingga membela bitcoin menyatakan bahwa cryptocurrency masih memiliki rintangan untuk diatasi sebelum dapat berkembang.

Salah satu pendiri Twitter dan CEO Block ini membagikan dua faktor utama yang dapat menahan kripto untuk berkembang, bahkan mungkin menyebabkannya menggelepar selama lima tahun ke depan.

Pertama yakni kritik. Pasalnya, ada yang bilang kripto meragukan sebagai penyimpan nilai, sementara proses penambangannya yang memakan energi telah menimbulkan masalah lingkungan.

Risiko penipuan juga menjadi perhatian utama bagi regulator, yang lainnya bahkan menggambarkan bitcoin sebagai skema Ponzi yang dimaksudkan untuk menjebak investor. 

Hambatan kedua untuk kesuksesan bitcoin adalah dorongan oleh pemodal ventura dan perusahaan ke dalam lingkup kripto.

"Jika sebuah perusahaan atau VC tertentu memiliki sebagian besar ruang baru ini, kami benar-benar gagal. Ini kembali ke model terpusat di mana orang-orang tidak benar-benar memilikinya," ujar Dorsey.

Lalu, apakah kripto, NFT, hingga Metaverse ini bakal menjadi investasi terbaik di masa depan?

Warta Ekonomi melalui KOL Stories akan membahasnya bersama dengan Angga Andinata yang merupakan seorang Financial Educator sekaligus Influencer dengan tema “Big No Buat Anti Kripto! Yuk Belajar Bareng”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: