Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Imbas Perang Ukraina-Rusia Bagi Indonesia?

Apa Imbas Perang Ukraina-Rusia Bagi Indonesia? Kredit Foto: Instagram/Russian Army
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketegangan antara Ukraina dengan Rusia akhirnya berujung pada peperangan. Diawali usai Rusia mengumumkan pergerakan militernya untuk hadapi Ukraina, kini kedua negara yang dahulu pernah tergabung dalam bendera Uni Soviet tersebut mengangkat senjata untuk saling berhadapan.

Negara-negara eropa pun berbondong-bondong memberikan hukuman atas tindakan yang dilakukan Rusia tersebut, yang tentunya membuat situasi jadi memanas. Situasi yang memanas tersebut membuat banyak pihak bertanya-tanya: Apa dampak konflik tersebut bagi Indonesia?

Baca Juga: Terkait Invasi Militer Rusia Ke Ukraina, Komisi I Sarankan Pemerintah Lakukan Ini

Dalam forum online bertajuk “Dampak Perang Rusia-Ukraina : Ekonomi dan Politik Global”, telah coba menguraikan jawaban pertanyaan tersebut.

Salah satu pembicaranya adalah Dosen Paramadina Graduate School of diplomacy, Dr Mahmud Syaltout. Pada diskusi tersebut, ia menyebut kalau harga minyak bumi dan gas berpotensi alami kenaikan. Hal itu dikerenakan Rusia dan Ukraina adalah negara net importir minyak bumi. Bila tidak disiasati, katanya, kenaikan harga bahan bakar akan berdampak buruk bagi APBN.

Tapi disisi lain, Indonesia sebagai penghasil emas, perak, alumunium dan nikel, diuntungkan karena harga komoditi itu meningkat sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina. Namun, katanya, perlu siasat khusus terkait produksinya agar Indonesia dapat meraup keuntungan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Dosen Paramadina Graduate School of diplomacy lainnya, A. Khoirul Umam. Menurutnya, Indonesia harus antisipasi konflik itu agar tidak melebar ke wilayah lain, terkhusus Asia Tenggara. Pasalnya, ada kekuatan besar yang sedang berusaha memantapkan kekuatan mereka di kawasan Indo-Pasifik.

Salah satunya saat kemunculan deklarasi pakta pertahanan Australia, United Kingdom dan United States of America (AUKUS) pada September 2021 lalu. Telah menjadi rahasia umum, pakta pertahanan AUKUS ini dihadirkan sebagai upaya perimbangan kekuatan (balance of power) terhadap China yang semakin mengokohkan pengaruh dan kekuatan ekonomi-politik serta pertahanannya di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik secara general.

Oleh karenanya, penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan kebijakan politik bebas aktifnya, agar eskalasi konflik tidak semakin meningkat dan sampai memantik hal-hal buruk lainnya.

Baca Juga: Harga Pupuk dan Gandum Berpotensi Naik Akibat Invasi Rusia ke Ukraina

Ditambahkan oleh Khoirul, Perang Rusia dan Ukraina kali ini harus menjadi pengingat bagi Indonesia agar optimal dalam jalankan kerja diplomasi di Asia Tenggara. Jangan sampai nantinya Asia Tenggara, terkhusus Indonesia menjadi ladang konflik baru.

Perlu adanya komitmen semua negara di kawasan untuk menghadirkan kerja-kerja diplomasi dan komunikasi politik yang jujur, transparan, dan akuntabel. Begitupun proses diplomasi dan komunikasi politik publik harus benar-benar diletakkan dalam koridor relasi bilateral maupun multilateral yang kontruktif dan tidak bias kepentingan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Adrial Akbar
Editor: Adrial Akbar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: