Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanggapi Perang Rusia-Ukraina, Google Nonaktifkan Data Lalu Lintas di Ukraina

Tanggapi Perang Rusia-Ukraina, Google Nonaktifkan Data Lalu Lintas di Ukraina Kredit Foto: Unsplash/Mitchell Luo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa teknologi, Google, telah menonaktifkan sementara beberapa fitur Google Maps untuk Ukraina, yang memberikan informasi langsung tentang kondisi lalu lintas yang sibuk di berbagai area di Ukraina.

Perusahaan mengkonfirmasi telah mengambil tindakan menonaktifkan lapisan lalu lintas Google Maps dan informasi langsung untuk keselamatan komunitas lokal di negara tersebut, setelah berkonsultasi dengan berbagai sumber termasuk otoritas regional.

Baca Juga: PBB Sebut Peningkatan Operasi Militer Rusia di Ukraina Mengarah ke Pelanggaran HAM

Ukraina menghadapi serangan dari pasukan Rusia yang menginvasi negara itu pada Kamis (24/2/2022) lalu. Saat rudal menargetkan kota-kota Ukraina, hampir 400 ribu warga sipil, terutama wanita dan anak-anak, telah melarikan diri ke negara-negara tetangga. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".

Perusahaan teknologi besar termasuk Google mengatakan, mereka mengambil langkah-langkah baru untuk melindungi keamanan pengguna di wilayah tersebut. Karena layanan online dan laman media sosial telah disadap oleh para peneliti yang mencoba mengumpulkan aktivitas seputar perang.

Seorang profesor di Institut Studi Internasional Middlebury California mengatakan, peta Google membantunya melacak kemacetan lalu lintas yang sebenarnya adalah gerakan Rusia menuju perbatasan beberapa jam sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan serangan itu.

Dilansir dari The National News, Senin (28/2/2022), Google mengatakan, informasi lalu lintas langsung tetap tersedia untuk pengemudi yang menggunakan fitur navigasi belokan demi belokan.

Grup Rakuten Jepang mengatakan akan menghapus iklan dari layanan pesan Viber di Ukraina dan Rusia sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina, tetapi mengatakan tidak akan memblokir layanan di Rusia seperti yang diminta oleh Kiev.

Baca Juga: Pegang Presidensi G20, Pemerintah Indonesia Didesak Bawa Rusia dan AS "Duduk Bersama"

"Langkah ini untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan mendapat untung dari aktivitas di aplikasi kami saat in," kata Rakuten dalam sebuah pernyataan pada Ahad lalu.

Rakuten, menambahkan bahwa itu telah membuat panggilan "Viber Out" ke telepon rumah dan ponsel di 34 negara gratis untuk pengguna di wilayah tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: