FPI Bantu Warga Tionghoa di Kerusuhan 98, Ngadi-ngadi Aja, Rizieq juga Masih Jualan Minyak Wangi!
“Bahkan 98 (kerusuhan 1998) juga ada yang bilang, ‘waduh, dulu kalau gak ada FPI sih kita punya gudang-gudang itu banyak preman-preman yang malakin ya’, jadi FPI justru yang belain (pedagang tionghoa Indonesia) saat kerusuhan 98,” ujar Lieus menceritakan.
Tidak hanya itu, Lieus bahkan mengaku pimpinan FPI, Rizieq Shihab di mata warga Tionghoa bukan sosok yang menakutkan. Pemuka agama dari Petamburan, Jakarta Pusat yang kini meringkuk di penjara itu disebutnya sangat baik kepada masyarakat Tionghoa ketika itu.
“Habib (Rizieq) itu bukan sesuatu yang menyeramkan bagi kita, bahkan kita selalu menjelaskan ke yang lain-lain (orang lain),” tuturnya.
Karena Rizieq itu baik, lanjut Lieus hubungan harmonis antara Rizieq dan warga keturunan Tionghoa bahkan terjalin hingga sekaran ini. Mereka bahkan beberapa kali terlibat perundingan serius yang membahas berbagai masalah.
“Saat pertama ketemu habib (Rizieq) kaget saya! Begitu sampai Petamburan, orangnya banyak, Munarman masih sekretaris umum, ada ustadz lengkap dah 70 orang ada kali. Kita kira-kira 15 orang lah (kelompok Tionghoa Indonesia), dialog tentang rohingya,” ujar Lieus.
“Dalam hati saya kok baik ya, bisa diajak bicara, menjelang mau pulang kita makan sama-sama, ini luar biasa, saya inget kurmanya gede-gede, di situ pertama kenal,” ujar Lieus memungkasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq