Dorong Berkembangnya Destinasi Wisata Super Pioritas, KLHK Ingin Kesadaran dalam Pengelolaan Sampah
Faktor kelestarian lingkungan hidup termasuk kebersihan menjadi pilar penting bagi industri wisata. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengungkapkan bahwa sampah adalah musuh dunia pariwisata karena destinasi pariwisata yang penuh dengan sampah akan segera ditinggalkan pengunjungnya.
Hal ini disampaikan Alue Dohong dalam acara "Membangun Destinasi Pariwisata Super Pioritas, Melalui Pengelolaan Sampah Berwawasan Lingkungan", memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 secara virtual, Selasa (1/3/2022).
Baca Juga: IKN Nusantara Mulai Dibangun, KLHK Pastikan Bukan Wilayah Kantong Sebaran Orang Utan
"Destinasi yang kotor, sampah berserakan di mana-mana menjadi pengganggu dari faktor scane beauty yang ditampilkan oleh destinasi tersebut sehingga orang menjadi malas datang ke wistaa tersebut. Kemudian, orang sudah pernah datang tidak akan kembali ke wisata tersebut," ungkap Alue Dohong.
Menurut data survei kaki gunung yang dilakukan KLHK bersama pencinta alam pada tahun 2016, terdapat 453 ton sampah di 8 destinasi wisata alam Taman Nasional Gunung yang dihasilkan lebih dari 150 ribu pengunjung. Dari jumlah sampah tersebut, lanjut Alue, sebanyak 240 ton atau 53%-nya adalah sampah plastik.
"Dipastikan mencemari dan merusak ekosistem taman nasional. Kondisi tersebut sering ditemukan di Dinas Pariwisata lain seperti pariwisata bahari: pantai, danau dan perkotaan," jelasnya.
Alue menyebut, persoalan sampah kini menjadi tantangan utama dalam pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) yang ditetapkan pemerintah. DSP tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang.
"Sejak ditetapkannya kelima DSP tersebut, KLHK melaui Ditjen PSLB3 LHK telah memberikan perhatian serius dalam penyelesaian urusan sampah dengan memberikan bantuan kepada pemerintah daerah berupa sarana prasarana, pendampingan bimbingan teknis, program pilot project, kampanye dan edukasi, serta peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Daerah," ucap Alue.
Bersama dengan kementerian/lembaga yang lain, KLHK kata ALue sebagai representasi pemerintah pusat terus memberikan perhatian dan dukungan serius dan persoalan pengelolaan sampah yang integritas (hulu-hilir) dan berwawasan lingkungan di lima DSP.
Kemudian, mengelola sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Upaya mengelola sampah berwawasan lingkungan dengan cara ini dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, hemat energi, dan menghemat sumber daya alam.
Pembuangan sampah jadi bagian vital dalam pengelolaan sampah maka pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga harus terus digencarkan. Edukasi pengelolaan sampah juga tidak kalah penting untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, salah satunya adalah tidak membuang sampah sembarangan dan juga memilah sampah mulai dari lingkungan terkecil, yakni rumah tangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: