Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membongkar Manipulasi dan Kejahatan Investasi Smelter Nikel China di Indonesia

Membongkar Manipulasi dan Kejahatan Investasi Smelter Nikel China di Indonesia Kredit Foto: Istimewa

Dari data yang kami peroleh, tingkat pendidikan tenaga kerja asing asal China yang bekerja di industry nikel tanah air komposisinya adalah sebagai berikut: SD 8%, SMP 39% dan SMA 44%. Lulusan D3/S1 hanya 2% dan berlisensi khusus 7%. Dari komposisi tersebut, yang bekerja di smelter OSS kualifikasi TKA-nya adalah lulusan SD 23%, SMP 31% dan SMA 25%, lulusan D3/S1 17% dan TKA berlisensi khusus hanya 4%. Sedangkan pada VDNI hanya 1 dari 608 orang TKA yang memenuhi syarat pengalaman kerja 5 tahun.

Permasalahan tidak hanya pada pelanggaran hukum ketenagakerjaan serta keimigrasian, namun untuk mengelabui hukum-hukum yang berlaku di Indonesia dan menutupi kejahatan ketenagakerjaan, maka sistem pembayaran gaji para TKA China di bayarkan kepada keluarganya di negara asalnya China, sehingga uang para pekerja tersebut tidak beredar di Indonesia dan tentunya terbebas dari PPH.

IRESS memperkirakan potensi kerugian negara akibat manipulasi pajak dan DKPTKA sekitar Rp 37,92 juta per TKA per tahun. Jika jumlah TKA China yang bekerja adalah 5000 orang, maka potensi kerugian negara adalah Rp 189 miliar per tahun. Jika diasumsikan jumlah smelter 20 buah (@ 5000 TKA), maka total potensi kerugian negara Rp 3,78 triliun per tahun!

Apa yang terjadi pada perusahaan smelter VDNI dan OSS patut diduga menjadi modus operandi berbagai investasi China lainnya yang beroperasi di Indonesia, sehingga perlu dilakukan audit secara menyeluruh.

Untuk membahas permasalahan Tenaga Kerja Asing asal China tersebut, IRESS menghadirkan pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki jiwa nasionalisme untuk MEMBONGKAR MANIPULASI DAN KEJAHATAN INVESTOR CHINA DI INDONESIA.

  1. Anthony Budiawan - Managing Director Political Economy and Policy Studies  (PEPS), seorang ekonom yang selalu kritis dalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah. Beliau rela melepaskan jabatannya sebagai petinggi di Partai Nasdem karena tidak sesuai dengan nuraninya, dan juga melepaskan jabatan prestisius di PT. Berlian Laju Tanker, Tbk.
  2. Mirah Sumirat – Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, merupakan seorang aktivis buruh yang tidak lelah berjuang untuk menegakkan hak-hak buruh. Demi mempertahankan nuraninya, Mirah Sumirat rela dipecat dari PT. Jalantol Lingkarluar Jakarta dan memilih berjuang Bersama barisan buruh.
  3. Marwan Batubara (Direktur Eksekutif IRESS)

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: