Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Co-Founder Qoala Beberkan Seluk-Beluk Bisnisnya, Simak Kunci Suksesnya!

Co-Founder Qoala Beberkan Seluk-Beluk Bisnisnya, Simak Kunci Suksesnya! Kredit Foto: Qoala

Mungkin juga beruntungnya dari sisi Qoala sendiri, kadang-kadang suatu inovasi itu juga bergantung dari sisi timing. Contohnya, platform Tokopedia dibangun 20 tahun lalu, belum tentu jalan karena masyarakat belum ready untuk melakukan shopping secara online. Mungkin sama hal dengan asuransi, karena sebelum 2018, pengembangan fintech kan sudah terjadi dan sangat cepat sekali di awal 2016-2018.

Jadi, secara otomatis masyarakat dan platform digital sudah lebih teredukasi oleh perkembangan fintech ini. Begitu insurtech masuk di 2018, itu dianggap sesuatu yang lebih mudah untuk dicerna. Dan karena masyarakat sudah terbiasa menggunakan servisnya fintech, mereka juga lebih terbuka untuk mencoba insurtech. Jadi, timing juga menjadi hal yang sangat penting juga.

Mungkin yang terakhir juga dari sisi rekanan atau partner distribusi Qoala. Kami ada kerja sama dengan beberapa platform digital, seperti Traveloka, Shopee, dan sebagainya. Mungkin dari sisi mereka, mereka pada saat itu juga sangat terbuka untuk bekerja sama terkait pemasaran produk asuransi. Karena mereka memang sudah menghadirkan beberapa layanan fintech, dan insurtech [bagi] mereka sesuatu yang menarik. Bukan karena mereka sudah ready di 2019, itu juga alasannya kami bisa berkembang cukup pesat. Jadi, ada aspek timing yang sangat penting, biar pun ada tantangan-tantangan tersebut, tapi timing menjadi hal yang penting.

Qoala juga memiliki unit bisnis Qoala Plus. Mengapa Anda memutuskan untuk menghadirkan unit bisnis ini?

Contohnya terkait kerja sama dengan platform digital hari ini kami panggilnya sebagai Qoala Enterprise, dan memang tujuannya untuk menjangkau masyarakat luas dengan menghadirkan produk-produk asuransi baru yang tujuannya untuk mengedukasi mereka terhadap produk asuransi.

Nah, Qoala Plus ini fokusnya agak berbeda. Jadi, Qoala Plus ini fokusnya adalah untuk melayani masyarakat yang sudah teredukasi. Dan untuk masyarakat yang sudah teredukasi mengenai produk asuransi, atau sudah lebih ready membeli produk asuransi, fokusnya itu akan lebih kepada produk-produk yang high value, seperti kesehatan, jiwa, dan kendaraan bermotor. Karena produk-produk inilah yang akan memberikan dampak finansial yang besar. Cuma kalau secara tradisional, masyarakat hari ini membeli produk asuransi melalui agen-agen asuransi kan, tetapi prosesnya itu masih cukup manual, dari sisi pemilihan produk asuransi, penerbitan polis, dan pembayaran. Jadi, Qoala Plus ini juga memiliki tujuan di mana kami mengembangkan aplikasi supaya proses pemasaran, penerbitan polis, dan pembayaran dapat dilakukan secara digital dan lebih mudah. Jadi, Qoala Plus ini memang tujuannya supaya kami dapat membantu tenaga pemasar untuk memberikan layanan yang lebih bagus kepada masyarakat.

Sebelumnya, Qoala menyebut Indonesia sebagai pasar terbesar dibanding tiga negara lainnya. Menurut Anda, mengapa pasar asuransi Indonesia bergerak lebih cepat dan bagaimana Anda mengoptimalkan potensi tersebut?

Hari ini Qoala mungkin perusahaan insurtech pertama yang hadir di tiga negara, jadi kami ada di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Sebenarnya secara empat negara ini, Thailand dan Malaysia secara adopsi asuransinya sudah cukup bagus, yang paling maju. Karena adanya regulasi asuransi kendaraan bermotor itu mandatory. Jadi, tiap kali mereka melakukan perpanjangan asuransi atau apa pun harus membeli produk asuransi. Jadi, secara tingkat adopsi dan pemahamannya sebenarnya lebih bagus.

Cuma kalau di Qoala tersendiri, kalau kami melihat market di Indonesia yang populasinya paling besar kan. Dan kedua, Indonesia juga memiliki ekosistem startup yang terbesar kelima di dunia. Dan kalau kami lihat semua, mungkin lebih dari setengah platform unicorn di Asia Tenggara, semuanya pasti beroperasi di Indonesia. Jadi, itu menjadi suatu potensi yang sangat besar. Karena dengan adanya platform digital ini, kami dapat menjangkau masyarakat luas. Jadi, mungkin kami melihat pasarnya terbesar itu lebih dari sisi potensi inovasi yang dilakukan dari sisi future growth-nya itu bisa lebih besar dibanding markets lain.

Apa target Anda untuk Qoala di 2022 dan untuk jangka panjang?

Di tahun 2021 kami berkembang sebesar lima kali lipat bila dibanding tahun 2020, kami sudah ada di empat negara juga. Jadi, di tahun 2022 ini, kami memiliki aspirasi yang sama untuk dapat berkembang lima kali lipat lagi. Dan kalau secara fokus utama Qoala di tahun ini, Indonesia masih menjadi fokus utama kami, terutama di bisnis Qoala Plus. Di sini kami masih melihat banyak potensi yang dapat dikembangkan, mungkin dari sisi jumlah tenaga pemasar. Jumlah tenaga pemasar kami sebetulnya hari ini sekitar 50 ribu. Jadi, salah satu target kami itu untuk dapat mengembangkan jumlah tenaga pemasar 2-3 kali lipat lagi di tahun 2022 ini. 

Selain itu juga, international market seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia, kami juga melihat akan memberikan kontribusi yang sangat besar di 2022 ini. Terutama untuk Malaysia dan Vietnam merupakan market yang baru untuk Qoala sendiri, kami baru memulai market-nya di tahun lalu. Jadi, memang di 2022 ini kami ada ada harapan supaya market international ini bisa menjadi lebih besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: