Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Perang Ukraina dan Rusia, Fadel Muhammad Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Inflasi

Dampak Perang Ukraina dan Rusia, Fadel Muhammad Minta Pemerintah Antisipasi Kenaikan Inflasi Fadel Muhammad, Wakil Ketua MPR RI. Foto: Sufri Yuliardi | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Fadel Muhammad, meminta pemerintah Indonesia mengantisipasi lonjakan inflasi di tengah dampak perang Ukraina dan Rusia terhadap harga komoditas global.

"Dampak perang Ukraina dan Rusia sudah memengaruhi perekonomian global. Harga-harga komoditas global sudah naik. Pressure-nya bisa ke inflasi nanti. Saya meminta Pemerintah Indonesia untuk menyiapkan langkah antisipasi kenaikan inflasi ini," katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin (7/3/2022).

Baca Juga: Penguatan Sistem Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Berbasis Koperasi

Perang antara dua mantan negara Uni Soviet tersebut telah menaikkan harga komoditas global. Harga komoditas tercatat sempat menyentuh level tertinggi sejak 2008.

Selain inflasi, dampak lain dari perang Ukraina dan Rusia adalah terhambatnya rantai pasok global (global supply chain). Jika rantai pasok global terganggu, konsumsi dan investasi dapat menjadi terdisrupsi.

Fadel meminta pemerintah Indonesia untuk cermat dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai kondisi eksternal, seperti ketegangan geopolitik ini, terhadap perekonomian nasional.

"Pemerintah harus cermat buat menghadapi dan mengantisipasi berbagai faktor eksternal, ketegangan geoplitik ini salah satunya, terhadap perekonomian kita dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran. Jangan sampai pemulihan ekonomi nasional yang sudah on the track nanti jadi terhambat lagi," tambahnya.

Founder dan Komisaris Warta Ekonomi ini mengimbau agar pemerintah dapat memperkuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mengantisipasi dan menangani dampak perang Ukraina dan Rusia ke Indonesia.

"Saya menyarankan pemerintah dapat memperkuat kebijakan fiskal dan moneter melalui stakeholder terkait. Lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.

Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, tidak melakukan panic buying, dan tidak mudah terhasut hoax.

"Saya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi dengan hoax berkaitan dengan perang ini, dan tidak melakukan panic buying. Mari kita belajar dari pengalaman yang sudah-sudah," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: