UAS dan Felix Siauw Masuk Daftar Penceramah Radikal, Refly Harun Pasang Badan, Omongannya Nyelekit
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun memberi sindiran menohok ketika mengetahui dua penceramah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) serta Ustaz Felix Siauw masuk dalam daftar pemuka agama radikal yang tak layak diundang berceramah.
Refly Harun mengatakan, para penceramah yang dikategorikan ustadz radikal itu adalah mereka yang selama ini terang-terangan mengkritik pemerintah dalam setiap ceramahnya, sementara ustadz yang tak pernah mengusik pemerintah kata Refly Harun jelas tidak masuk daftar tersebut.
“Pastilah ini yang suka mengkritik pemerintah. Kalau ustadz yang tidak mengkritik pemerintah tidak radikal ya,” ujarnya melalui kanal Youtube Refly Harun dikutip Senin ( 7/2/2022).
Baca Juga: Menggelegar! Ustaz Abdul Somad Terang-terangan Dukung Sistem Khilafah, Langsung Pekikan Takbir!
Refly Harun juga mengaku heran dengan pengelompokan para pemuka agama itu, dengan merilis nama penceramah yang masuk daftar ustadz radikal itu kata Refly Harun menunjukan bahwa negara ini jauh lebih takut dengan isu radikalisme. Padahal korupsi yang merajalela sekarang ini disebutnya jauh lebih berbahaya.
“Jadi saya katakan negara ini lebih takut dengan radikalisme ketimbang korupsi, karena dianggap radikalisme itu jauh lebih mengusik the establishment mungkin, dibandingkan orang yang korupsi. Padahal kita tahu justru korupsi yang lebih mengkhawatirkan ya,” tuturnya.
Refly Harun kemudian membedah lima ciri penceramah radikal menurut rilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dimana salah satu ciri yang disebutkan adalah penceramah yang pro khilafah dan anti pancasila. Refly menegaskan, sejauh ini Abdul Somad dan Felix Siauw tidak pernah membahas hal itu.
“Ada lima ya, yaitu satu anti Pancasila, pro Khilafah, dan menginginkan terbentuknya negara Islam. Kemudian, ciri kedua mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama. Saya tidak pernah dengar itu dari Abdul Somad atau ustadz yang disebutkan itu ya, termasuk juga Felix Siauw,” katanya.
Refly Harun juga menyoroti poin lainnya yang menjadi ciri penceramah radikal disebutkan berdasarkan rilis BNPT yakni penceramah yang bersikap anti pemerintah. Di sini Refly Harun menegaskan, bahwa BNPT mesti jelih, sebab apa yang disebut anti pemerintah itu kadang tidak berbeda jauh dengan sikap kritis seorang penceramah.
“(Ciri ketiga), menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintah yang sah. Nah jadi sikap anti pemimpin dengan pemerintahan yang sah itu berbeda dengan sikap kritis terhadap kepemimpinan,” terangnya.
“Sikap membenci, membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun melalui propaganda fitnah, adu domba, hate speech dan sebaran hoaks. Jadi, kalau ada penceramah yang kerjanya memfitnah, menyebarkan berita bohong, namanya bukan penceramah,” katanya menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: