Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Partai Komunis Yakin Setelah Rusia, China Sasaran Berikutnya karena Amerika...

Partai Komunis Yakin Setelah Rusia, China Sasaran Berikutnya karena Amerika... Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Beijing -

Meski dikecam negara-negara Barat, Rusia memiliki pendukung vokal di China. Partai Komunis China yang berkuasa memberitahu rakyatnya bahwa mereka juga bisa menjadi target Amerika Serikat (AS) selanjutnya.

"Bila Rusia hancur, kami berikutnya, ini sudah pasti, Amerika Serikat ingin menguasai dunia," kata pensiunan asal Beijing, Wang Yongchun.

Baca Juga: Telepon Blinken, Menlu China Nyatakan Sikap buat Ukraina: Krisis Hanya Bisa Diatasi Melalui...

Pernyataan ini mencerminkan sikap partai penguasa yang merupakan salah satu sekutu dekat Putin. Beijing menegaskan perang harus dihentikan tapi Amerika Serikat yang harus disalahkan.

Pemerintah Presiden Xi Jinping mencoba menjaga jarak dengan serangan Rusia ke Ukraina tapi menghindari mengkritik Moskow.

Pemerintah China juga telah menawarkan diri sebagai penengah dan mengecam sanksi-sanksi perdagangan dan keuangan terhadap Rusia.

Partai Komunis menguasai seluruh media China dan menyensor internet dengan ketat sehingga sulit untuk mengetahui dengan tepat opini publik. Tapi apa yang diizinkan pemerintah untuk dipublikasikan di internet dan media mengungkapkan apa yang dipikirkan publik.

Berdasarkan instruksi yang diunggah Beijing News pekan lalu media-media China diminta hanya mengunggah konten pro-Rusia dan menyensor pandangan anti-Rusia atau pro-Barat. Unggahan tersebut kemudian dihapus.

Di media sosial terdapat komentar yang memberi simpati untuk Ukraina dan mendukung Rusia. Tapi tidak ada yang mengkritik Moskow.

"Ketika perang dimulai bukankah anak-anak dan orang biasa yang menjadi umpan merium, yang meninggal adalah anak-anak dan orang biasa," kata unggah atas nama Da Ke Ming Yi di Weibo.

Surat yang ditandatangani lima profesor dari universitas ternama mengkritik Rusia karena menyerang tetangga yang lebih lemah muncul di media sosial sebelum dihapus lagi.

"Kami menentang perang tidak adil," kata pada akademisi termasuk dari Tsinghua University yang merupakan almamater banyak pejabat Partai Komunis.

Muncul komentar dari para nasionalis yang mengkritik akademisi itu karena tidak mengikuti posisi resmi partai yang netral.

Partai Komunis menggunakan buku ajar dan media untuk menanamkan nasionalisme. Pemerintah China menuduh AS mencoba menghalangi kebangkitkan China sebagai pemimpin di panggung inernasional.

Media pemerintah China menyalahkan AS dan Eropa atas perang di Ukraina. Sebab mereka gagal merespon tuntutan Rusia agar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melarang Ukraina menjadi bagian aliansi Barat tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: