Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak! Ini 6 Skenario Jika Barat Larang Impor Minyak Rusia

Simak! Ini 6 Skenario Jika Barat Larang Impor Minyak Rusia Kredit Foto: Reuters/Ernest Scheyder
Warta Ekonomi, Moskow -

Amerika Serikat (AS) sedang mewacanakan penerapan larangan impor minyak dari Rusia. Washington berharap sekutu dapat mendukung dan mendorong sanksi terhadap Moskow tersebut. 

Wacana itu telah menyebabkan harga minyak mentah Brent melonjak ke angka 140 dolar AS per barel, Selasa (8/3/2022). Angka itu merupakan yang tertinggi sejak 2008. 

Baca Juga: Tolak Desakan Kritik Invasi Rusia, PM Pakistan: Anda Anggap Kami Budak?

Rusia adalah pengekspor minyak mentah dan produk minyak terbesar di dunia. Ia memproduksi sekitar 7 juta barel per hari (bph) atau 7 persen dari pasokan global. 

Berikut beberapa kemungkinan yang bakal terjadi jika sanksi berupa larangan impor minyak dari Rusia diterapkan.

Rekor Harga 

JP Morgan memperkirakan, harga minyak dapat menyentuh angka 185 dolar AS per barel pada akhir 2022 jika gangguan terhadap ekspor Rusia berlangsung selama itu. Terakhir kali harga minyak berada di atas 100 dolar AS adalah pada 2014. 

"Perang berkepanjangan yang menyebabkan gangguan luas pada pasokan komoditas dapat membuat Brent di atas 150 dolar per barel," kata analis komoditas di UBS, Giovanni Staunovo.

Kejutan Inflasi 

Dengan harga gas alam menembus angka tertinggi sepanjang masa, melonjaknya biaya energi diperkirakan akan mendorong inflasi di atas 7 persen di kedua sisi Atlantik dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu bakal berdampak keras pada daya beli rumah tangga.

Sebagai aturan praktis, setiap kenaikan 10 persen pada harga minyak dalam istilah euro, hal itu meningkatkan inflasi zona euro sebesar 0,1 hingga 0,2 poin persentase. Sejak 1 Januari, minyak mentah Brent naik sekitar 80 persen dalam euro.

Di AS, setiap kenaikan harga minyak sebesar 10 dolar per barel, hal tersebut meningkatkan inflasi sebesar 0,2 poin persentase.

Selain menjadi pemasok utama minyak dan gas, Rusia juga merupakan eksportir biji-bijian dan pupuk terbesar di dunia. Moskow pun produsen utama paladium, nikel, batu bara, dan baja. Wacana mengucilkan Rusia dari sistem perdagangan akan memukul berbagai industri serta menambah kecemasan keamanan pangan global.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: