Kredit Foto: Parwa Institute
Dia menegaskan bahwa eksistensi media dan lembaga survei, lebih-lebih partai politik hari ini yang tidak bisa lagi berkutik setelah dikepung oleh kuasa oligarki kapital dari berbagai sisi. Ditambah fungsi dan peran partai yang belakangan mengalami pengerdilan.
"Persoalan muncul ketika media yang tadinya menjadi pilar demokrasi justru diinstrumentasi oleh kuasa oligarki kapital. Ini juga berlaku bagi eksistensi lembaga survei dan parpol hari hari ini," ungkapnya
Baca Juga: Anies, Ganjar, Prabowo Silakan Pikir-pikir Lagi Jadi Capres 2024, Lawan Kalian Didukung 1.000 Kiai!
"Ketika partai dikerdilkan perannya semata-mata home industri dan sebatas peserta pemilu, maka di sana harapan publik agar partai mampu menderek aspirasi dan tuntutan publik melalui kader-kadernya yang berkompeten menjadi sesuatu yang naif," sambungnya.
Dia juga menambahkan, kuatnya agregasi kepentingan elite pemodal membuat realisasi wacana penundaan pemilu menjadi sesuatu yang mustahil untuk dielakkan.
Adapun, Deddy Kurnia melihat wacana penundaan pemilu 2024 masih menjadi isu yang belum pasti ditebak ending-nya. Meski dirinya sedikit tidak setuju terkait hembudan wacana tersebut.
Dia mengaku kekuatan rejim saat ini sangat memungkinkan untuk meloloskan isu penundaan pemilu. Namun dirinya memberikan sejumlah catatan terkait wacana terebut.
"Artinya kalau berhasil menunda pemilu dan saya yakin rejim hari ini sanggup menunda pemilu. Dengan asumsi mereka koalisi mayoritas Ketua DPR/MPR dari koalisi pemerintah semuanya. Besok pun sudah bisa diwujudkan," jelasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: