Kredit Foto: Parwa Institute
Hanya saja, menurut dia, menunda pemilu bukanlah perkara biasa. Selain harus mengubah konstitusi juga menimbang riak-riak penolakan dari masyarakat. Kalau kemudian jadi penundaan pemilu, ujarnya, tidak lantas perpanjangan masa jabatan presiden itu diikutsertakan.
"Kalau sampai ada kelompok yang mewacanakan penundaan pemilu sekaligus menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden maka ada orientasi kekuasaan di sana. Dengan begitu semua ini menjadi nonsense (omong kosong). Karena kalaupun berhasil melakukan penundaan pemilu sekalipun, masa jabatan presiden tetap tidak bisa diperpanjang atau berhenti sesuai masa jabatannya," jelasnya
Baca Juga: Sakti Betul Kandidat Capres 2024 yang Juga Menterinya Jokowi, Partainya Bikin Keok PDIP!
Selain itu, beberapa figur yang punya potensi keterusungan tinggi di urutan pertama ada Prabowo Subianto, lalu diikuti Puan Maharani dan Airlangga Hartarto di posisi ketiga.
Namun untuk posisi elektabilitas Airlangga, menurutnya ada catatan khusus apabila tidak terjadi pecahan dukungan di internal Golkar. Jika itu terjadi, maka bukan tidak mungkin posisi Erlangga akam digeser Agus Harimurti Yudhoyoni (AHY) yang saat ini elektabilitasnya terus menanjak.
Pada kesempatan yang sama, periset Parwa, Agnia memandang sosok yang bakal memenangkan Pilpres ke depan masih sangat terbuka. Masing-masing figur yang namanya menghiasi 10 besar hasil survei nasional berpeluang memenangkan elektoral.
"Semua figur yang namanya belakangan banyak disebut di berbagai hasil survei mulai dari Prabowo, Ganjar, Puan Maharani, Airlangga, Anis Baswedan, Ridwan Kamil, Andika, AHY, Sandiaga Uno, dan lainnya memiliki peluang besar untuk merebut suara rakyat. Tinggal bagaimana setting politik yang kini sedang dijalankan masing-masing tim pemenangan mampu mengubah hasil akhir," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: