Kemendikbudristek Pimpin Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20
Prioritas 1: Pendidikan Berkualitas Universal
Salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030 adalah memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata, serta mendorong kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Komitmen terhadap pendidikan inklusif perlu diperkuat. Kemudian, diperlukan upaya lebih lanjut dengan kolaborasi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan pendidikan berkualitas universal terutama untuk kelompok yang paling rentan.
Prioritas 2: Teknologi Digital dalam Pendidikan
Teknologi mampu menjangkau siswa yang secara fisik tidak mampu bersekolah, mengurangi kesenjangan belajar, dan menghubungkan siswa dengan sumber belajar yang mudah diakses. Sangat penting untuk menata kembali pendidikan dalam rangka membantu siswa mengalami lingkungan belajar yang lebih adil, menarik, dan menyenangkan dengan menggunakan teknologi digital. Pemerataan akses terhadap teknologi digital merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan berkualitas universal. Selain mendukung pencapaian akademik, perangkat teknologi digital yang inovatif perlu diciptakan untuk mendorong interaksi siswa-guru yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan, dan merangsang perkembangan sosial emosional.
Prioritas 3: Solidaritas dan Kemitraan
Pandemi COVID-19 telah menyadarkan semua negara, terutama tentang perlunya membangun kembali sistem pendidikan yang tangguh. Dukungan untuk komunitas belajar selama pandemi sebagian besar dibangun di atas solidaritas. Pendekatan lintas sektoral dan kemitraan antara pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, sektor swasta, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya dapat mempercepat upaya pembangunan kembali sektor pendidikan pascapandemi.
Prioritas 4: Masa Depan Pekerjaan Pasca COVID-19
Sifat pekerjaan telah mengalami perubahan mendasar, bahkan sebelum pandemi COVID-19. Internet dan teknologi digital menghubungkan orang-orang di seluruh dunia. Dikombinasikan dengan kemajuan teknologi digital, hiperkonektivitas yang ada telah menciptakan bentuk baru kerja jarak jauh dan kolaborasi. Selain itu, kemajuan dalam artificial intelligence dan ilmu-ilmu lainnya, bersama dengan ketersediaan data dalam jumlah besar juga telah menyebabkan otomatisasi pekerjaan. Perubahan ini pada akhirnya membuat beberapa pekerjaan menjadi usang.
Pendidikan kejuruan dan pendidikan tinggi perlu ditransformasikan untuk dapat menjawab tantangan tersebut. Mereka perlu menemukan cara untuk membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dalam lanskap dan sifat pekerjaan yang selalu berubah. Dengan kata lain, komitmen peningkatan pendidikan kejuruan dan pendidikan tinggi memiliki peran untuk mempromosikan akses inklusif ke pendidikan dan pekerjaan yang layak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Alfi Dinilhaq