Jokowi Gelar Ritual Kendi di IKN, Slamet 212: Masih Aja Percaya Klenik Halusinasi Nenek Moyangnya!
Ketua Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif ikut mengomentari ritual kendi yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama 33 Kepala Daerah di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser, Kalimantan Timur. Ritual itu dihelat Senin (14/3/2022) kemarin.
Slamet Maarif mengingat kasus ujaran kebencian yang menyeret jurnalis senior Edy Mulyadi yang mengatakan lokasi IKN adalah tempat jin buang buang anak, gara-gara kasus itu Edy sampai masuk penjara, namun saat ini kata dia Jokowi melakukan ritual yang seolah-olah mengundang jin.
"Kemarin ada yang bilang tempat buang jin marah dan dipidanakan nah sekarang seolah-olah bergaul dengan bangsa jin? Bikin keder anak bangsa aja. Kita doakan semoga IKN tidak bernasib seperti Esemka," kata Slamet Maarif ketika dikonfirmasi Populis.id Selasa (15/3/2022).
Baca Juga: Sebut Menag Yaqut Mengobok-obok Islam, Novel PA 212 Langsung Kena Sentil Balik!
Slamet Maarif melanjutkan, Jokowi seharusnya tak perlu menggelar ritual yang berbau mistis, di era modern seperti sekarang ini, acara seperti seharusnya sudah tak berlaku lagi.
"Memprihatinkan dan menggelikan di zaman modern begini masih percaya klenak klenik halusinasi nenek moyangnya. Saya belum tahu niat dan tujuan mereka. Untuk melihat syirik atau bukan harus jelas niat dan tujuannya, kalau meminta pertolongan kepada selain Allah ya itu syirik," pungkasnya.
Senada Pengamat Politik, Ubedilah Badrun juga melontarkan kritik keras terkait acara itu. Dia menegaskan, di era modern seperti sekarang ini, Kepala Negara masih menganut politik klenik.
Politik klenik yang diyakini Jokowi, lanjut Ubedilah, menunjukan adanya kemunduran peradaban politik, ini bertolak belakang rasionalitas masyarakat modern.
"Ini klenik, dan politik klenik itu menunjukan suatu kemunduran peradaban politik,” kata Ubedilah ketika dikonfirmasi Populis.id Senin (14/3/2022).
Akademisi Universitas Negeri Jakarta yang juga pernah memperkarakan kasus dugaan korupsi yang melibatkan dua putra Jokowi ini menegaskan, ritual kendi yang digelar Jokowi di lokasi Ibu Kota Negara itu tentu tidak dapat diterima akal sehat banyak orang.
"Praktik semacam itu dalam terminologi sosiologi budaya dan sosiologi politik bisa dikategorikan sebagai politik klenik. Suatu praktik politik mengimplementasikan kemauan penguasa (IKN) berdasar imajinasi irasionalitasnya yang meyakini semacam adanya mistisisme tertentu," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti