Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Sri Mulyani Sebut Indonesia Perlu Percepat Pemulihan Ekonomi

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Sri Mulyani Sebut Indonesia Perlu Percepat Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, konflik Rusia dengan Ukraina menambah ancaman nyata bagi proses pemulihan ekonomi dunia. Hal ini memicu perlombaan antarnegara untuk mempercepat pemulihan ekonomi dampak pandemi Covid-19. 

"Geopolitok serta perang di Ukraina menciptakan perlombaan tambahan untuk pemulihan ekonomi," ungkap Sri Mulyani dalam sambutannya di CSW 66 Side Event dengan tema "Financial Inclusion and Women MSMEs: Experiences from the Republic of Indonesia and Global Partners, Rabu (16/3/2022). 

Baca Juga: Sri Mulyani Nilai Kesehatan APBN Harus Dijaga dari Ancaman Pandemi

Untuk itu Pemerintah Indonesia saat ini telah melakukan percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Upaya yang telah dilakukan pemerintah satu diantaranya melalui akselerasi vaksinasi Covid-19. 

Vaksinasi Covid-19 dinilai akan mampu memerikan ketahanan diri kepada penduduk terutama saat mereka beraktivitas. Sehingga ekonomi kembali berangsur pulih. 

Sri Mulyani menjelaskan berbagai negara di dunia mengupayakan pencapaian target minimal vaksinasi sebesar 70 persen dari jumlah penduduk. Hal ini karena akan memberikan keamanan dan keselamatan yang lebih bagi penduduk untuk aktif dalam kegiatan ekonomi maupun sosial. 

Hanya saja, saat ini dunia kini dihadapkan pada tantangan akibat perang Rusia-Ukraina. Baik negara maju maupun negara berkembang akan terkena imbas dari perseteruan dua negara barat tersebut 

Serangan yang diluncurkan Rusia telah menciptakan ketidakpastian global yang sangat tinggi. Sebab telah membuat harga sejumlah komoditas meroket. 

"Kenaikan harga komoditas baik energi, bahan tambang, mineral maupun harga pangan terutama akibat geopolitik dan perang antara Ukraina dan Rusia," kata Sri Mulyani. 

Tingginya tekanan inflasi, kata Sri Mulyani akan menjadi ancaman bagi pemulihan terutama pada daya beli rumah tangga. 

Baca Juga: Sri Mulyani Nilai Kesehatan APBN Harus Dijaga dari Ancaman Pandemi

Hal tersebut yang juga melatarbelakangi International Monetary Fund (IMF) untuk merevisi ke bawah terhadap prospek ekonomi 2022 yakni dari 5,9 persen menjadi hanya 4,4, persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: