Soal Pawang Tuyul Formula E, Relawan Anies Tantang PSI: Tunjuk Saja Langsung Siapa Tuyulnya!
Ketua Relawan Bala Anies, Sismono Laode, menantang Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menunjuk langsung tuyul yang dimaksud oleh mereka. Pernyataan ini menanggapi ujaran PSI yang menyebut Formula E membutuhkan pawang anggaran untuk usir tuyul.
"Menurut saya, jauh lebih tepat jika teman-teman PSI langsung menunjuk hidung saja siapa tuyul itu, apakah ada di legislatif atau eksekutif," kata Laode saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (21/3/2022).
Baca Juga: MotoGP Mandalika Perlu Pawang Hujan, PSI Ngegas: Formula E Jakarta Perlu Pawang Anggaran Usir Tuyul
Laode mengkritik perilaku PSI yang dia nilai kerap mencari sensasi dibanding aksi. "Daripada menimbulkan pro-kontra, PSI ini adalah Partai Sensasional Indonesia, ini kan kurang sehat juga. Kasihan warga kita disibukkan dengan hal yang tidak produktif," ujarnya.
Dia kemudian menyoroti soal klaim PSI yang mendeklarasikan diri sebagai partai anak muda. Bila memang partai anak muda, kata Laode, harusnya bawa semangat anak muda, bukan semangat cari sensasi.
"Kalau partai anak muda hanya didominasi sensasi, keributan satu sama lain, tanpa ada data penguat dan menimbulkan fitnah ini kan sangat disayangkan," tandas Laode.
Diberitakan sebelumnya, Juru bicara DPP PSI Sigit Widodo menyatakan Formula E juga membutuhkan kehadiran pawang sebagaimana yang dilakukan pada MotoGP. Namun, alih-alih sosok pawang hujan, Sigit mengatakan Formula E butuh pawang anggaran.
"Warga Jakarta perlu pawang anggaran untuk mengusir tuyul-tuyul yang mengganggu uang rakyat," terang Sigit, Minggu (23/3/2022).
Komentarnya ini didasarkan pada perencanaan anggaran Formula E yang sering melahirkan pertanyaan. Misalnya, anggaran Formula E yang tidak pernah masuk RPJMC, tetapi kemudian muncul di APBD-P 2019. Kemudian, commitment fee yang turun menjadi Rp560 miliar dari Rp2,3 triliun setelah DPRD DKI Jakarta menolak membiayai kembali Formula E. Terakhir, biaya pembuatan sirkuit yang sebelumnya disebut membutuhkan waktu Rp50 miliar tiba-tiba meningkat menjadi Rp60 miliar.
"Mba Rara [pawang hujan di MotoGP] datang, hujan menyingkir. Warga Jakarta butuh pawang anggaran yang begitu datang, tuyul-tuyul anggaran langsung menyingkir," tutup Sigit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: