Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Medsos, Orang Indonesia Sangat Mendukung Rusia Dibanding Ukraina, Pakar Beber Penyebabnya

Di Medsos, Orang Indonesia Sangat Mendukung Rusia Dibanding Ukraina, Pakar Beber Penyebabnya Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Mikhail Klimentyev
Warta Ekonomi, Medan -

Dalam beberapa minggu terakhir, sebuah cerita yang menyerupai salah satu dari banyak sinetron populer di Indonesia telah beredar di media sosial negara itu.

Dalam kisah tersebut, seorang wanita dan suaminya yang setia bercerai, dan dia setuju untuk melunasi utangnya sambil memberikan hak asuh atas ketiga anak mereka. Tetapi setelah seorang tetangga kaya merayu wanita itu, mantan suaminya sangat marah sehingga dia mengambil kembali salah satu anaknya. Sementara dua orang lainnya menuntut agar ayah mereka mendisiplinkan ibu mereka.

Baca Juga: Mengkhawatirkan! Amerika Pakai Strategi NATO di Asia, China Siap Tiru Aksi Rusia?

Namun kisah misoginis yang mendalam, dengan penggambaran kekerasan dalam rumah tangga, bukanlah sinetron.

Ini sebenarnya adalah pesan pro-Rusia, dengan Rusia berperan sebagai pria yang dirugikan dan Ukraina dalam peran sebagai mantan istri. Tetangga kaya adalah Amerika Serikat, dan Krimea, Donetsk dan Luhansk, tiga anak.

Kisah ini diperkirakan pertama kali muncul di aplikasi perpesanan China Weibo pada hari-hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, tetapi sambutan antusiasnya di Indonesia melalui grup Whatsapp dan platform media sosial lainnya, termasuk Twitter dan Facebook, menunjukkan peningkatan pro-Sikap Rusia di antara orang Indonesia, yang mengejutkan beberapa orang.

“Media sosial pro-Rusia dengan cepat membingkai perang untuk mendukung Rusia,” Alif Satria, seorang peneliti di Departemen Politik dan Perubahan Sosial di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Indonesia, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Menggunakan meme dan citra yang menarik bagi orang Indonesia, mereka menggambarkan Rusia sebagai suami yang berbakti yang ingin memenangkan kembali Ukraina, seorang mantan istri yang tidak tahu berterima kasih yang memihak preman Eropa dan telah menyandera anak-anak mereka, etnis Rusia,” tambah Alif.

2018-11-14T083859Z_1202639549_RC1B6C3EA3C0_RTRMADP_3_ASEAN-SUMMIT-RUSSIA-INDONESIA.jpg?w=770&resize=770%2C517

Akibat pencitraan tersebut, dalam tiga minggu sejak perang dimulai, muncul perpecahan antara sikap resmi Indonesia, dan media sosial serta komentar daring yang lebih bersimpati kepada Rusia, jika tidak langsung mendukung.

Indonesia memilih mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk agresi Rusia serta keputusan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia membentuk komisi independen untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Presiden Joko Widodo juga menyerukan gencatan senjata dalam wawancara dengan Nikkei Asia pada 9 Maret lalu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: